Indonesia.go.id - Membidik Investasi Migas

Membidik Investasi Migas

  • Administrator
  • Selasa, 9 November 2021 | 13:35 WIB
INVESTASI
  Ilustrasi. Kilang milik Pertamina di laut Jawa. 12 wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) dibuka tahun depan. PERTAMINA
Membidik investasi USD22,59 miliar di 2022, pemerintah bersiap melelang 12 WK Migas.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berencana menyiapkan penawaran sebanyak 12 wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) di tahun depan. Investasi sektor migas akan semakin membaik seiring membaiknya perekonomian nasional sehingga mampu memenuhi target investasi sebesar USD22,59 miliar pada 2022.

"Kami optimis kegiatan usaha migas dapat terus membaik sehingga menargetkan investasi migas tahun 2022 sebesar USD22,59 miliar," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Alimuddin Baso, mewakili Direktur Jenderal Migas dalam konferensi pers “Update Kebijakan Capaian Kinerja Subsektor Migas Triwulan III-2021” pada 25 Oktober 2021.

Dalam proses lelang tersebut, menurut Alimuddin, pemerintah memberikan fleksibitas kontrak kepada para investor migas sesuai Peraturan Menteri nomor 12 tahun 2020. Dengan begitu, investor bisa memilih bentuk kerja sama baik berupa gross split maupun cost recovery.

Selain itu, WK migas yang ditawarkan juga akan mempunyai hitungan pembagian split yang berbeda dari sebelumnya. Adapun semakin besar risiko yang dihadapi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), maka bagian split KKKS juga akan semakin besar.

"Ini diharapkan menarik investor dan membangkitkan kembali gairah iklim investasi hulu migas di Indonesia," kata Alimuddin, dalam siaran resmi ESDM beberapa waktu lalu.

Jumlah 12 WK itu naik dua kali lipat atau 100% dibanding target lelang WK migas tahun 2021. Tahun ini, sebanyak 6 WK migas telah ditawarkan pada lelang WK migas tahap I tanggal 17 Juni 2021 hingga triwulan III-2021.

Keenam WK migas tersebut terdiri dari empat WK melalui mekanisme penawaran langsung dan dua WK melalui lelang reguler, yaitu South CPP, Sumbagsel, Rangkas, Liman, Merangin III, dan North Kangean.

Guna menunjang realisasi investasi migas tersebut, pemerintah optimis mampu mencapai target lifting migas. Berdasarkan hasil rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, target lifting migas 2022 dipatok sebesar 703 million barrel oil per day (MBOPD) dan lifting gas bumi sebesar 1.036 million barrel oil equivalent per day (MBOEPD), dengan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) sebesar USD63 per barel.

Pemerintah sendiri terus mengupayakan meningkatkan serapan gas untuk kebutuhan dalam negeri di 2022. Rencananya, Ditjen Migas meningkatkan pemanfaatan gas domestik ke angka 66%. "Kami akan terus berupaya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan memantau pelaksanaan kebijakan tersebut melalui kerja sama lebih erat dengan stakeholder," tegas Alimuddin.

Alimuddin melanjutkan, terkait penyesuaian harga gas untuk industri tertentu dan kelistrikan dengan memberikan keterjangkauan harga pada konsumen terus dipantau sehingga diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang lebih baik untuk tumbuhnya perekonomian nasional.

Pembangunan infrastruktur migas juga masih akan terus dilaksanakan. Sesuai dengan hasil rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, disepakati pembangunan jargas 2022 ditargetkan sebanyak 40.000 sambungan rumah. Sementara itu, kegiatan pendistribusian konverter kit (konkit) nelayan ditargetkan sebanyak 30.000 paket dan konkit petani sebanyak 30.000 paket.

Di samping itu, 2022 akan menjadi penanda dimulainya kegiatan pembangunan pipa transmisi ruas Semarang-Batang sebagai bagian dari ruas Cirebon-Semarang.

 

Proyek 2021 selesai

Sementara itu satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (SKK Migas) dapat menyelesaikan proyek migas di tahun 2021 yang ditargetkan sebanyak 12 proyek. Bahkan, proyek-proyek tersebut berhasil dipercepat penyelesaiannya.

Sampai kuartal III-2021, sebanyak 12 proyek migas berhasil onstream sehingga per kuartal ini 100% target 2021 sudah direalisasikan. Proyek tersebut memberikan tambahan produksi migas nasional sebesar 14.486 barel minyak per hari (BOPD) dan 489 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas, dengan total investasi sebesar USD1,5 miliar atau setara Rp21,75 triliun.

Dua belas proyek yang sudah onstream adalah Lematang Compression Medco E&P Lematang, WB NAG Compression PetroChina Jabung Ltd, Gas Supply toRU-V Pertamina Hulu Mahakam, Merakes Eni East Sepinggan, North Area Jindi South Jambi Block B, EPF Belato2 Seleraya Merangin Dua, SP Akasia Bagus Pertamina EP, KLD PHE ONWJ, Upgrade Bangadua Pertamina EP, Sidayu Saka Indonesia Pangkah Ltd, West Pangkah Saka Indonesia Pangkah Ltd, dan EOR Jirak Pertamina EP.

Keberhasilan melakukan percepatan penyelesaian proyek, memberikan prognosa baru jumlah proyek yang diperkirakan dapat onstream di 2021 menjadi 15 proyek. Dalam pers release yang dikeluarkan SKK Migas, 29 OKtober lalu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan, SKK Migas sedang melakukan koordinasi dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sehingga akan ada tambahan tiga proyek yang ditargetkan bisa onstream di 2021.

“Setelah melakukan koordinasi dan perhitungan sampai akhir 2021, diperkirakan akan ada tambahan tiga proyek yang onstream, yaitu SP Bambu Besar (Asso) Pertamina EP yang diperkirakan memberikan tambahan produksi gas sebesar tujuh MMSCFD, proyek Bukit Tua Phase 3 Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan potensi tambahan produksi 14.000 BOPD dan 30 MMSCFD gas, kemudian salah satu proyek strategis nasional hulu migas, yaitu Jambaran Tiung Biru Pertamina EP Cepu dengan potensi produksi gas 330 MMSCFD,” kata Julius, 29 Oktober 2021 di Jakarta.

Julius menambahkan, jika ketiga proyek tersebut berhasil onstream, maka akan ada tambahan produksi minyak sebesar 14.000 BOPD dan gas 367 MMSCFD. Sehingga secara keseluruhan jika kelima belas proyek bisa onstream di tahun 2021, tambahan produksi minyak akan mencapai 28.486 BOPD dan gas sebesar 856 MMSCFD.

“Tentu saja total investasi di proyek hulu migas akan sangat besar jika kelima belas proyek bisa onstream, angka investasi akan melompat menjadi US2,92 miliar atau setara Rp42,34 triliun yang mampu menggerakkan industri nasional, para pengusaha daerah, masyarakat sekitar dan penyerapan tenaga kerja,” kata Julius.

Lebih lanjut Julius menyampaikan bahwa percepatan penyelesaian proyek hulu migas, tidak terlepas dari dampak kenaikan harga minyak dunia yang tinggi, di mana hari-hari ini berada di angka sekitar USD80 per barel.

“Harga minyak dunia yang terus meningkat di sepanjang tahun 2021 mendorong KKKS untuk mempercepat penyelesaian proyek hulu migas, sehingga pada kuartal III sudah tercapai target 100 persen. Kinerja penyelesaian proyek hulu migas akan memberikan dampak positif bagi akselerasi realisasi investasi hulu migas hingga akhir tahun 2021," ujarnya.

“Oleh karena itu, kami optimis posisi entry level produksi migas di awal 2022 akan berada di level yang optimal, sehingga menjadi modal yang bagus bagi SKK Migas dan KKKS untuk memenuhi target lifting di APBN 2022. Kami juga berharap momentum ini dapat kami jaga dengan melakukan program kerja yang masif, agresif, dan efisien di 2022 dan seterusnya, sebagai salah satu upaya untuk mengejar gap yang muncul akibat wabah Covid-19 berdampak pada turunnya produksi migas nasional. Kami berharap 2022 adalah momentum untuk turn around agar target 2030 tetap dapat direalisasikan,” kata Julius.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari