Ramadhan dan lebaran biasanya dihiasi oleh pelonjakan kebutuhan bahan pokok. Pemerintahan Jokowi terus memberikan perhatian penuh pada ketersediaannya. Bukan hanya ketersediaanya tetapi juga dari sisi harga.
Bulog sendiri sudah memastikan ketersediaan beras aman menjelang bulan suci Ramadan karena stok beras tercatat mencapai 1,8 juta ton.
Sementara itu, untuk gula, Bulog memiliki stok 30.000 ton. Bulog juga mengaku terus menyerap beras dari petani. Untuk tahun ini, perusahaan pelat merah itu menargetkan serapan 1,5 juta ton beras.
Daerah yang menjadi lokasi serapan di antaranya Sulawesi Selatan (Sulsel), Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Barat (Jabar).
Khusus untuk Jawa Tengah, stok beras diperkirakan masih mencukupi untuk kebutuhan hingga 5 bulan mendatang.
Saat ini, ketersediaan stok beras medium Bulog mencapai 104.207,36 ton, beras premium 10.622,85 ton. Kemudian, stok gula mencapai 2.066,97 ton, daging kerbau 10,74 ton, minyak goreng 78,651 ton, bawang merah 26 ton, daging ayam 0,1 ton, dan telur 9,96 ton.
Mengacu catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga sejumlah bahan pangan yang relatif stabil antara lain beras medium Rp11.550 per kg, minyak goreng curah Rp11.300, minyak goreng kemasan bermerek Rp14.350 per kg, dan gula pasir lokal Rp12.150 per kg.
Sedangkan dalam acuan tersebut, harga pangan yang masih melonjak tinggi adalah bawang putih ukuran sedang dengan rata-rata harga secara nasional Rp47.500-Rp60 ribu per kg.
Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro mengatakan, saat ini Kementan sudah berupaya meningkatkan produksi bawang putih dengan melakukan penanaman benih. Targetnya, produksi benih tersebut dapat menutup seluruh kebutuhan bawang putih nasional yang selama ini dipenuhi oleh pasokan impor sebesar 90 persen pada 2021 mendatang.
Dia mengakui, saat ini mau tidak mau pasokan bawang putih masih menggunakan pasokan impor untuk menghindari lonjakan harga akibat instabilitas stok. Untuk memastikan ketersediaan dan harga, Bulog juga siap menggelar operasi pasar apabila keadaan memaksa. Artinya, ruang gejolak harga dan ketersediaan sudah diantisipasi sejak jauh hari.
Bukan hanya Bulog. Kepolisian juga sejak dua tahun laku aktif menurunkan timnya untuk memberantas kartel pangan. Seperti biasanya harga di pasaran bergejolak bukan hanya disebabkan mekanisme penawaran dan permintaan yang natural. Tetapi juga akibat kenakalan para distributor.
Satgas Pangan Polri saat ini mulai mengecek ketersediaan stok bahan pokok di pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga saat menjelang Ramadan 2019. Selain melakukan pengawasan terhadap harga dan ketersediaan bahan bahan pokok, Satgas juga akan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kartel dan mafia pangan.
Sebagai catatan Satgas Pangan dibentuk dua tahun lalu oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebagai bentuk kerja sama kepolisian dengan kementerian/lembaga untuk menstabilkan harga pangan. Tugas utama Satgas Pangan adalah melakukan pengawasan terhadap harga bahan pokok di pasar-pasar dan hasilnya dievaluasi setiap dua pekan.
Di level daerah, Satgas Pangan bentukan Polda bersama sejumlah jajaran Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan bekerja sama dalam memantau harga dan ketersediaan bahan pokok. (E-1)