Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) percaya diri bahwa pertumbuhan investasi di Tanah Air pada 2019 ini bisa mencapai double digit, setelah sempat melambat pada 2018. Optimistis itu muncul dari Kepala BKPM Thomas Lembong yang didasari oleh recovery ekonomi yang cepat di awal tahun.
”Tahun ini kami percaya diri, pertumbuhan investasi bisa double digit," ujar Kepala BPKM Thomas Lembong dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2019 di ICE BSD, Tangerang Selatan, pertengahan Maret lalu.
Dari data BKPM, realisasi investasi untuk periode 2018 mencapai Rp721,3 triliun atau naik tipis hanya 4,1 persen dibandingkan 2017, yaitu sebesar Rp678,8 triliun.
Thomas menyebutkan, pertumbuhan investasi sepanjang tahun lalu merupakan yang terberat yang dilalui Indonesia. Itu investasi asing yang mengalami penurunan paling parah untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Kondisi serupa sebenarnya juga dialami negara-negara di seluruh dunia. Hal itu berdasarkan data PBB di mana FDI tercatat turun 20 persen.
"Tahun lalu penanaman modal asing (PMA) turun 8,8 persen biasanya 'double digit'. Kalau pakai formula FDI (Foreign Direct Investment) lebih parah lagi, minus 30 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Tahun 2019, BKPM menargetkan realisasi investasi mencapai Rp792,3 triliun naik dari pencapaian realisasi investasi sepanjang 2018 sebesar Rp721,3 triliun. Namun menurut Kepala BKPM, kondisi positif pascapemilu diyakini dapat menggenjot realisasi investasi yang sebelum Pemilu masih dibayangi aksi 'wait and see'.
Dalam release terakhir (April 2019), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi Triwulan I (periode Januari – Maret) tahun 2019, dengan total investasi mencapai Rp195,1 triliun, naik 5,3% dibanding periode yang sama tahun 2018, yaitu sebesar Rp185,3 triliun. Nilai investasi selama Triwulan I Tahun 2019 untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp87,2 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp107,9 triliun. Selama periode Triwulan I Tahun 2019, tenaga kerja yang terserap adalah sebanyak 235.401 tenaga kerja Indonesia.
Kepala BKPM Thomas Lembong menyampaikan bahwa nilai realisasi investasi triwulan pertama tersebut sudah mencapai 24,6% dari target investasi tahun 2019 sebesar Rp 792,0 triliun. Capaian realisasi investasi ini sangat penting untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada 2019 dapat terealisasi.
Dibandingkan 2018, pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I Tahun 2019 meningkat sebesar 14,1%, dari Rp76,4 triliun di Triwulan I Tahun 2018 ke Rp87,2 triliun. Sedangkan investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2019 tersebut turun 0,9% dibanding Triwulan I Tahun 2018 yang sebesar Rp108,9 triliun menjadi Rp107,9 triliun.
Data Triwulan I Tahun 2019 terjadi tren positif terhadap pertumbuhan PMA yang semula pada Triwulan IV Tahun 2018 adalah -11,6% menjadi -0,9% pada Triwulan I Tahun 2019. Ini trend positif dan akan berlanjut pada masa mendatang, apalagi didukung dengan tekad kuat pemerintah yang akan melanjutkan reformasi di bidang ekonomi, pemanfaatan Online Single Submission (OSS) yang lebih baik, serta intensifikasi pengawalan investasi oleh berbagai instansi pemerintah terkait baik di pusat dan daerah.
BKPM juga mencatat, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah: Jawa Barat (Rp37,3 triliun, 19,1%); DKI Jakarta (Rp24,7 triliun, 12,7%); Jawa Tengah (Rp21,4 triliun, 11,0%); Jawa Timur (Rp12,6 triliun, 6,5%); dan Banten (Rp12,5 triliun, 6,4%).
”Hal yang menggembirakan lainnya adalah terjadinya tren peningkatan investasi di luar Jawa, yang tumbuh sebesar 16,7% bila dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2018. Capaian ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya di sektor pengolahan hasil tambang yang sangat penting untuk peningkatan ekspor. Selain sektor tersebut, sektor pariwisata di Indonesia bagian timur berpotensi untuk terus dikembangkan, terutama pariwisata bahari maupun wisata minat khusus, yang tentunya akan dapat mendiversifikasi destinasi wisata di Indonesia,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong.
Pada periode Triwulan I Tahun 2019 realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp85,8 triliun meningkat 16,7% dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp73,5 triliun.
Sedangkan, realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp37,3 triliun, 19,1%); Listrik, Gas, dan Air (Rp33,2 triliun, 17,0%); Konstruksi (Rp19,5 triliun, 10,0%); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp18,8 triliun, 9,7%), serta Pertambangan (Rp15,1 triliun, 7,7%).
Lima besar negara asal PMA adalah: Singapura (USD1,7 miliar, 24,0%); R.R. Tiongkok (USD1,2 miliar, 16,1%); Jepang (USD1,1 miliar, 15,8%); Malaysia (USD0,7 miliar, 9,8%) dan Hongkong, RRT (USD0,6 miliar, 8,1%).
Setelah diluncurkannya KOPI MANTAP (Koordinasi Pengawalan Investasi Memanfaatkan Aplikasi) pada bulan lalu, BKPM bersama dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/Lembaga terkait akan terus melakukan pengawalan investasi dalam rangka fasilitasi kendala investasi dan upaya percepatan peningkatan realisasi investasi.
“Kami persilakan bagi investor yang mengalami permasalahan dalam merealisasikan investasinya, dapat berkomunikasi atau datang langsung ke kantor BKPM,” jelas Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal-BKPM Farah Ratnadewi Indriani. (E-2)