Setiap Lebaran tiba, Anda boleh jadi diliputi perasaan harap-harap cemas. Akankah perjalanan pulang kampung bisa berlangsung lancar dan tak terjebak kemacetan?
Wajar saja jika pemikiran itu muncul di masyarakat. Trauma mudik yangselalu identik dengan macet memang masih belum bisa dihindari. Namun, pemerintah pun langsung memberikan janji bahwa mudik tahun ini akan lebih lancar dan mulus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Janji itu seperti disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ketika memimpin rapat koordinasi menyambut persiapan arus mudik Idul Fitri 2019. Budi Karya optimistis, arus mudik lebaran tahun ini akan semakin baik.
"Insya-Allah mudik kali ini akan lebih baik. Karena infrastruktur sudah lebih baik dan sangat mendukung," ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Budi Karya memperkirakan, animo masyarakat melakukan mudik lebaran kali ini lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Infrastruktur yang memadai memungkinkan mudik melalui jalur darat kian menjadi primadona bagi masyarakat.
Untuk itu, dia pun meminta seluruh stakeholder lebih siap melayani masyarakat yang melakukan perjalanan dalam rangka silaturahmi dan liburan Idul Fitri 2019.
"Mudik darat kali ini masih menjadi konsen. Oleh karenanya, keselamatan di jalan para pemudik juga menjadi perhatian yang khusus," tutur Budi Karya.
Bisa jadi asumsi Budi Karya bahwa animo masyarakat untuk mudik akan lebih besar pada tahun ini adalah benar adanya. Balitbang Kemenhub memprediksikan jumlah pemudik 2019 mencapai jumlah 32 juta orang.
Sedangkan survei Kemenhub menyebutkan bahwa pemudik yang menggunakan moda angkutan umum berjumlah 22,83 juta. Angka itu menunjukkan potensi peningkatan pemudik dibanding data pada musim mudik sebelumnya sejumlah 20,86 juta
Harga tiket moda transportasi udara yang mahal bisa jadi menstimulus masyarakat untuk menggunakan moda angkutan darat, baik kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Masyarakat pun kini harus berhitung, mana yang lebih efisien menggunakan kendaraan umum (bis, kereta api, atau kapal) atau bawa kendaraan pribadi yang bisa mengangkut semua anggota keluarga?
Tuntasnya pembangunan jalan tol Trans Jawa yang membentang dari Jakarta-Probolinggo sepanjang 886 kilometer tentu menjadi pemanis bagi pemudik untuk menikmatinya untuk pertama kali. Apalagi waktu tempuh tidak lagi seperti beberapa tahun lalu yang bisa mencapai 24 jam.
Kini mudik cukup ditempuh selama 12 jam untuk sampai di Probolinggo. Tentu jarak dan waktu tempuh akan lebih pendek lagi bila kampung halaman pemudik di seputaran kota-kota di Jawa Tengah.
Memang dalam kontek mudik via kendaraaan, momok macet yang menakutkan dan menjadi traumatik adalah di ketika keluar dari Jakarta menuju tol Trans Jawa. Apalagi, kini sedang ada pengerjaan proyek tol layang di sekitar pintu Tol Cikarang Utama.
Kelancaran Arus Mudik
Pemerintah pun sudah mengantisiasi masalah tersebut. Seperti disampaikan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, kementerian itu memiliki empat strategi untuk kelancaran arus mudik 2019.
Strategi pertama, optimalisasi rest area. Kedua, pelaksanaan one way dan contraflow di Tol Trans Jawa. Ketiga, kesiapan Tol Trans Sumatra, dan Keempat, penerapan ganjil-genap untuk penyeberangan Merak-Bakauheuni.
“Misalnya untuk rest area, jumlah rest area yang ada diharapkan sudah cukup dan memenuhi kebutuhan pemudik dan mampu menampung pemudik yang ada. Kami akan manage untuk meminimalisir adanya hambatan kemacetan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5/2019).
Selain itu, Kemenhub juga akan membuat zonasi di jalurnya maupun parkirnya di wilayah rest area. Selain itu kami mengajak masyarakat untuk memahami kalau rest area tidak hanya yang ada di tol saja," tuturnya.
Tidak itu saja, pemerintah pun juga sudah memutuskan bahwa jelang Lebaran akan ada kebijakan penghentian proyek untuk sementara. Utamanya, terhadap empat proyek mulai H-10 dan H+10. Rencana ini tentu jadi kabar gembira bagi pemudik. Bayang-bayang trauma kemacetan pun pupus sudah.
Khusus kebijakan contraflow dan one way di jalan tol, Dirjen Budi memaparkan, contraflow akan dilakukan dan sangat dinamis sekali, situasional tergantung kebutuhan.
"Yang paling puncak adalah kebijakan satu arah atau one way. Dengan adanya kebijakan ini jalan mulai dari Brebes Barat sampai ke Cikampek tidak terlampau banyak hambatan. Saya jamin kelancaran, terutama untuk bus seperti yang dipertanyakan pengusaha bus kalau ada keterlambatan dalam penjemputan penumpang, mudah-mudahan tidak terjadi,” kata Budi.
Sistem one way ini, lanjutnya, meskipun dilaksanakan dalam 4 hari, dalam pelaksanaannya akan sangat situasional tergantung dengan hasil pengamatan dari Kepolisian. Di samping juga, berpijak pada harapan baha masyarakat akan melakukan perubahan perilaku dengan adanya kebijakan ini.
Bagaimana kesiapan BBM di sepanjang jalan tol Trans Jawa tersebut? Jangan khawatir. Pemerintah bekerja sama dengan Pertamina telah mengantisipasinya. BUMN Migas itu memastikan pasokan BBM sepanjang jalur tol Trans Jawa dalam kondisi yang cukup, terutama menghadapi arus mudik dan arus balik pada masa Idul Fitri 1440 H.
Pertamina telah menyediakan 112 titik layanan BBM di sepanjang jalur tol, baik dengan adanya SPBU regular maupun SPBU modular. Titik layanan tersebut terdiri dari 44 SPBU, 25 mobile dispenser (Mobil Tangki yang dilengkapi flowmeter), dan 43 Kios Pertamina Siaga.
Selain itu, pelayanan juga ditambah dengan 50 unit motorist BBM (motor pengantar BBM) dan jaminan stok BBM di SPBU diperkuat dengan adanya 19 titik kantong BBM. Artinya, pemudik jangan khawatir kehabisan BBM karena Pertamina sudah mengantisipasinya.
Memang adanya jalan tol Trans Jawa telah menggoda pemudik untuk menikmatinya. Saya hanya bisa meminta agar pemudik memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan. Bila sudah mengemudi jauh, pastikan beristirahat kalau sudah lebih dari empat jam karena rawan kecelakaan. Oleh karenanya, tetap tidak boleh lupa untuk beristirahat. Selamat mudik, selamat Idul Fitri 1440 Hijriyah. (F-1)