Awal tahun lalu Kementrian Pariwisata menentukan target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2019. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) merilis 100 events pariwisata unggulan di seluruh Indonesia yang tertuang dalam 100 Calendar of Events Wonderful 2019.
Sebelumnya Menpar juga menyatakan, tim kurator telah bekerja keras untuk memastikan event pariwisata 2019 memenuhi standar 4C. Yakni, memiliki nilai kreativitas (creative value), nilai komersil (commercial value), nilai komunikasi (communication value), serta didukung oleh komitmen/keseriusan kepala daerah (CEO commitment) dalam mengembangkan pariwisata daerahnya. Untuk memastikan penerapan kriteria 4C tersebut, tidak tanggung-tanggung, Menpar memilih enam personel terbaik yang berkompeten di masing-masing bidang sebagai tim kurator CoE 2019.
Syarat event pariwisata daerah dapat masuk dalam 100 Calendar of Events, antara lain, event yang diusulkan Pemda harus sudah dikenal oleh masyarakat dan sudah diselenggarakan secara berkelanjutan setidaknya selama 3-4 tahun berturut-turut.
100 Wonderful Events yang masuk dalam Calendar of Events 2019 sudah dipastikan memiliki dampak positif ke masyarakat. Artinya, diselenggarakannya event-event ini ke depannya akan memberikan dampak perputaran ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat setempat, serta mampu meningkatkan nilai media (media value) bagi citra destinasi wisata daerah
Calendar of Events ini diharapkan dapat menjadi atraksi yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke seluruh wilayah di Indonesia, sehingga target 20 juta kunjungan wisman dapat direalisasikan sekaligus menyejahterakan masyarakat.
Wisata 2018
Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) melansir jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang 2018 mencapai 15,81 juta orang, naik 12,58 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017, dengan jumlah 14,04 juta orang. Jumlah itu kurang dari target yang ditetapkan sekitar 17 juta wisman.
Meskipun target kunjungan wisman tak tercapai, BPS menyebut target devisa 2018 masih tercapai. Berdasarkan prediksi pencapaian kunjungan wisman dengan pengeluaran wisman rata-rata per hari. Jika 16 juta, ASPA (Avarage Spending Per Arrival) itu USD1.100, maka hitungannya jadi USD17,6 miliar.
Selama 2018, wisatawan mancanegara yang datang dari wilayah ASEAN memiliki persentase kenaikan paling tinggi, yaitu sebesar 20,60 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Wilayah Timur Tengah memiliki persentase penurunan paling besar yaitu 6,13 persen.
Menurut kebangsaaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2018 paling banyak berasal dari negara berikut:
- Malaysia 2,50 juta kunjungan (15,83 persen)
- Cina 2,14 juta kunjungan (13,52 persen)
- Singapura 1,77 juta kunjungan (11,19 persen)
- Timor Leste 1,76 juta kunjungan (11,15 persen)
- Australia 1,30 juta kunjungan (8,23 persen).
Sementara untuk pintu masuk, mayoritas wisman mengandalkan transportasi udara untuk ke Indonesia. Data BPS mencatat wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 10,08 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 3,22 juta kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 2,51 juta kunjungan.
Sepanjang 2018, pintu masuk utama wisman masih di Bandara Ngurah Rai Bali, dengan total 6.026.437 wisman yang masuk. Disusul Bandara Soekarno Hatta sebanyak 2.812.482 wisman, dan Bandara Juanda di 332.964 wisman.
Pintu masuk jalur laut, Pelabuhan Batam menjadi pintu masuk utama wisman sejumlah 1.887.244 wisman, disusul Pelabuhan Tanjung Uban sebanyak 523.106 wisman, dan Tanjung Pinang sebanyak 140.596 wisman.
Untuk pintu darat, daerah perbatasan seperti Jayapura, Atambua, dan Entikong menjadi jalur masuk wisman. Sebanyak 104.075 wisman masuk dari puntu Jayapura, 85.914 wisman dari jalur Atambua, dan 22.663 wisman dari jalur Entikong. (E-2)