Indonesia.go.id - Cadangan Devisa Indonesia Masih Kuat dan Terjaga

Cadangan Devisa Indonesia Masih Kuat dan Terjaga

  • Administrator
  • Kamis, 21 September 2023 | 21:34 WIB
DEVISA
  Posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2023 yang tetap tinggi, yakni sebesar USD137,1 miliar. ANTARA FOTO
Posisi cadangan devisa per Agustus 2023 mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Perekonomian global hingga kini masih diselimuti ketidakpastian. Akibat kondisi itu, Indonesia sebagai bagian perekonomian global perlu mengantisipasinya dengan strategi yang tepat, guna tetap menjaga keberlanjutan pemulihan perekonomian.

Oleh karena itu, Bank Indonesia sebagai lembaga moneter berusaha keras agar stabilitas dan prospek ekonomi tetap terjaga. Salah satu instrumen yang digunakan adalah menjaga cadangan devisa agar tetap memadai.

Berkaitan dengan kondisi cadangan devisa, Bank Indonesia (BI) belum lama ini mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2023 yang tetap tinggi, yakni sebesar USD137,1 miliar. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengakui, posisi cadangan devisa itu sedikit menurun dibandingkan pada akhir Juli 2023 sebesar USD137,7 miliar.

Menurutnya, penurunan posisi cadangan devisa tersebut, antara lain, dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Namun, dia optimistis, posisi cadangan devisa tersebut masih cukup kuat. Sebab, nilai cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Bagi Bank Indonesia, Erwin Haryono menilai, posisi cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, diharapkan agar cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.

Hal itu, seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berkaca dari laporan Bank Indonesia itu pula, Indonesia wajib mendongkrak kinerja perekonomiannya, salah satunya dengan mendongkrak kinerja ekspornya.

Tak dipungkiri, instrumen melalui kegiatan eksporlah yang bisa mendongkrak kenaikan cadangan devisa. Pasalnya, cadangan devisa suatu negara dipengaruhi net ekspor yang dicatat pada neraca transaksi berjalan dan neraca modal.

Cadangan devisa juga dipengaruhi oleh utang luar negeri, penanaman modal asing serta investasi portofolio. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mungkin bisa jadi pedoman untuk strategi yang harus dilakukan pemerintah agar cadangan devisa dan perekonomian nasional tetap terjaga.

Menurut laporan BPS, hingga Juli 2023, nilai ekspor periode itu tercatat mencapai USD20,88 miliar, atau naik 1,36 persen ketimbang bulan sebelumnya. Nilai ekspor sebesar itu masing-masing disumbang dari ekspor migas USD1,23 miliar dan nonmigas USD19,65 miliar.

Nah, bagaimana dengan posisi utang luar negeri Indonesia (ULN)? Bank Indonesia melaporkan, posisi ULN Indonesia pada triwulan II-2023 tercatat mencapai USD396,3 miliar. ULN sebesar itu turun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD403,2 miliar.

“ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,4 persen year on year (yoy), lebih rendah dari kontraksi pada triwulan I, yang sebesar 1,9 persen yoy. Kontraksi pertumbuhan ULN disebabkan oleh penurunan pada ULN sektor swasta,” tulis Bank Indonesia.

Dari total ULN Indonesia itu, posisi utang luar negeri swasta pada akhir triwulan II-2023 tercatat sebesar USD194,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya sebesar USD199,7 miliar.

“Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi 5,6 persen yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 3,0 persen yoy,” jelas laporan tersebut.

Di sisi lain, posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan II-2023 tercatat sebesar USD192,5 miliar, turun dari USD194, miliar pada triwulan I. Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh 2,8 persen yoy.

Terlepas dari semua itu, pemerintah bersama Bank Indonesia harus terus mendorong kinerja ekspornya untuk mendongkrak cadangan devisa Indonesia. Dengan cadangan devisa yang tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, selain tetap mampu mempertahankan bauran kebijakan, harapannya Bank Indonesia juga bisa menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan sehingga pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari