Bandara satu-satunya di Pulau Dewata sudah mempunyai terminal VVIP untuk menyambut para kepala negara dan pemimpin regional di KTT G20.
Bali merupakan salah satu surga wisata terbaik di dunia. Keindahan alam berpadu elok dengan kekhasan budaya berlatar Hindu dan keramahan penduduk. Inilah daya tarik utama wisatawan dunia untuk menjelajahi provinsi berjuluk Pulau Seribu Pura itu. Sebelum pandemi melanda Indonesia, lebih dari 6 juta turis asing menyesaki pulau berpenduduk sekitar 4,32 juta jiwa tersebut.
Mengutip data Badan Pusat Statistik, sekitar 90 persen dari turis mancanegara tadi masuk ke Bali lewat jalur udara dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Infrastruktur udara itu berlokasi di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung atau sekitar 13 kilometer dari Denpasar, ibu kota Provinsi Bali.
Bandara Ngurah Rai merupakan pintu udara tersibuk kedua di tanah air setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kabupaten Tangerang, Banten. Sepanjang 2019 saja, bandara satu-satunya di Pulau Dewata itu menerima kunjungan 24.169.561 penumpang. Penumpang rute internasional mendominasi dengan 13,89 juta orang atau sebesar 57 persen dan sisanya 10,28 juta orang (43 persen) merupakan rute domestik.
Selama pandemi, nyaris dua tahun bandara seluas 285 hektare itu ditutup untuk rute internasional. Kemudian sejak Februari 2022, pemerintah memutuskan untuk membuka kembali pintu udara rute internasional menuju dan keluar Bali. Menurut catatan PT Angkasa Pura I selaku pengelola, ada 2.480.407 penumpang internasional masuk lewat Bandara Ngurah Rai sejak Februari hingga September 2022. Atau total sebanyak 8.186.696 penumpang pada periode tersebut jika ditambah 5.664.091 penumpang domestik.
Terlepas dari kondisi seperti disebutkan di atas, masih tingginya minat masyarakat ke Bali turut ditunjang oleh tuntasnya pembangunan terminal internasional baru seluas 120 ribu meter persegi pada 2013. Disusul oleh rampungnya terminal domestik seluas 65.800 m2 setahun kemudian. Kedua terminal itu dilengkapi 62 konter check-in dan sepuluh unit garbarata untuk kenyamanan penumpang naik dan turun dari pesawat.
Sisi udara atau air side bandara berkode lokasi DPS ini ikut dibenahi yaitu memperpanjang landasan pacu (runway) menjadi 3.000 meter dan lebar 45 meter. Runway bandara ini sungguh unik karena menjorok ke pesisir pantai Tuban. Landasan parkir pesawat (apron) turut diperluas menjadi 87.500 m2 sehingga mampu menampung tujuh pesawat badan lebar (narrow body) jenis Boeing 747, atau enam unit Airbus A-330, atau 25 unit Boeing 737.
Fasilitas penunjang lain adalah General Aviation Terminal khusus bagi penerbangan carter dan merupakan terminal pesawat jet pribadi pertama di Indonesia. Ikut dibangun gedung parkir lima lantai seluas total 39.000 m2, mampu menampung 2.000 kendaraan. Sekaligus melengkapi lapangan parkir kendaraan seluas 37.000 m2.
Peralatan canggih pun disematkan untuk kenyamanan penumpang, di antaranya, hold baggage screening (HBS) systems level 5 di terminal internasional. Teknologi ini mampu mendeteksi dan mencegah kemungkinan lolosnya barang berbahaya seperti bahan peledak, narkotika, dan lainnya ke wilayah hukum Indonesia.
Sebuah ruangan khusus untuk meledakkan bom, petasan besar, dan sebagainya juga dibangun di bandara ini. Untuk semua kepentingan tadi, pemerintah mengeluarkan anggaran hingga Rp3 triliun agar bandara yang berada di selatan Bali itu mampu menampung 25 juta penumpang per tahun.
Terminal VVIP
Tak berhenti sampai di situ saja. Untuk kenyamanan para tamu very very important person (VVIP) seperti kepala negara dan pimpinan organisasi dunia saat perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20, 15-16 November 2022, pemerintah membangun kembali Terminal VVIP di atas lahan milik PT AP I seluas 5.670 m2.
"Kita memang harus siapkan terminal ini dengan anggun dan apik, karena akan menjadi titik jumpa para pemimpin negara. Sehingga bisa memberikan impresi atau kesan yang baik dari para tamu negara G20,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau progres pembangunan terminal VVIP Bandara Ngurah Rai Bali, Jumat (7/10/2022).
Untuk memastikan kelancaran konektivitas transportasi udara bagi para tamu negara peserta KTT G20, telah dilakukan sejumlah persiapan. Salah satunya yaitu mempersiapkan sejumlah bandara untuk menjadi tempat parkir (round) pesawat-pesawat dari para delegasi. Tidak semuanya bisa diparkir di Bandara Ngurah Rai karena keterbatasan lahan.
Beberapa bandara kemudian disiapkan untuk round pesawat yakni di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid, Lombok, Bandara Internasional Kulonprogo, Yogyakarta. Lalu Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Bandara Komodo, Labuan Bajo, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pekerjaan revitalisasi terminal VVIP itu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) dan konsultan supervisi PT Virama Karya. Anggarannya mencapai 50,9 miliar.
Selain bangunan terminal VVIP dan penataan lanskap, juga dilakukan pembangunan pos jaga, ground water tank, rumah pompa, pagar keliling, area drop off dan drop on. Untuk bangunan terminal VVIP luasnya mencapai 1.713 m2, bergaya arsitektur khas Bali sebagai bentuk kearifan lokal.
Konsep ini dipadukan dengan kerajinan khas Bali menghiasi bagian interior bangunan, seperti lukisan kamasan dan ukiran astalla padma bhuana pada bagian plafon utama. Ada pula ukiran khas Bali dan Singa Ambara Raja pada pintu masuk utara (Gumendung).
Sebagai sebuah terminal VVIP dilengkapi pula oleh ruang pertemuan berkapasitas sekitar 40 orang, dan ruang istirahat jenis president suite. Selanjutnya ruang rapat terbatas, dan ruang konferensi pers bagi para kepala negara yang akan menyampaikan informasi kepada publik.
Pemerintah memang berkomitmen untuk memberikan kenyamanan kepada seluruh delegasi dan kepala negara peserta KTT G20, dan sehingga perhelatan tahunan itu dapat berlangsung aman dan lancar.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari