"Oleh karena itu, sistem ekonomi dengan pendekatan biru, hijau, dan ekonomi sirkular sangat dibutuhkan," tegas Airlangga.
BPOLBF pada prinsipnya turut berpartisipasi aktif dalam menyambut G20 karena penyelenggaraan event ini adalah cita-cita yang kita harapkan bersama dan juga yang diharapkan semua pihak di Labuan Bajo.
Kehadiran pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) di pulau terpencil ini menjadi wujud komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.
Potensi marungga atau kelor (Moringa oleifera L.) lokal Nusa Tenggara Timur (NTT) makin terbukti dengan banyaknya produk olahan kelor yang berhasil di ekspor. Tanaman kelor memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena dibutuhkan berbagai negara untuk konsumsi maupun industri.
"Saya bicara dengan Rusia, saya bicara dengan yang lain juga. Kita berharap semuanya akan kembali baik lagi. Ini tidak sekedar jalan-jalan, tapi makna yang kita buat supaya semuanya kembali fokus pada substansi," kata Edi.
Menurut dia, beberapa tamu dari G20 ada yang membeli suvenir patung komodo, gelang dan kaos berlogo G20.
Presidensi G20 Indonesia menginspirasi kaum milenial terjun langsung menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sehingga, meningkatkan taraf hidup kaum muda menjadi semakin mandiri.
Kesempatan itu didapatkan Agustinus setelah mengikuti pameran produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Sherpa ke-2 Presidensi G20 di Plataran Atlantis Beach Club Desa Gorontalo, Labuan Bajo.
Rata-rata setiap delegasi membeli sedikitnya dua produk yang dijajakan olehnya untuk dibawa ke negaranya masing-masing.
Indonesia mulai melakukan aksi-aksi nyata dalam mendorong transisi energi hijau secara masif di dalam negeri.