Disinfektan adalah bahan kimia seperti lisol, kreolin, yang digunakan untuk mencegah terjadinya pencemaran jasad renik. Disinfektan merupakan cara terbaik menghilangkan atau membunuh segala hal terkait mikroorganisme baik virus maupun bakteri, pada obyek permukaan benda mati.
Ketika wabah virus corona sedang merebak di tanah air, penggunaan disinfektan pun makin marak. Bahan disinfektan berbeda dengan antiseptik baik secara tujuan, dosis, dan teknik yang digunakan. Bahan antiseptik harus aman pada mata, kulit, maupun luka. Antiseptik biasanya digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan permukaan kulit yang terluka, serta mengobati infeksi kulit.
Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan (HAKLI) Profesor Arif Sumantri menyebutkan, cuka nyatanya bisa menjadi bahan alternatif desinfektan yang bisa dimanfaatkan. Bahan untuk meracik desinfektan dari cuka ini pun sangat mudah didapatkan, yakni cuka itu sendiri sebagai bahan utama, lalu air bersih, dan minyak esensial seperti kayu manis, cengkeh, kayu putih, atau jeruk nipis. Untuk meraciknya pun sangat gampang.
Siapkan setengah cangkir cuka putih yang sudah disuling, setengah gelas air, lalu 12-24 tetes minyak esensial seperti kemangi, kayu manis, cengkih, kayu putih, dan jeruk nipis. Langkah selanjutnya campurkan cuka, air, dengan kombinasi minyak esensial tersebut (pilih salah satu apakah minyak cengkih, kayu putih, kayu manis, atau jeruk nipis).
Kemudian kocoklah campuran tersebut dalam botol sprayer. Langkah terakhir simpan di tempat aman. Bila ingin digunakan, bersihkan dahulu media atau obyek dari debu yang ada di rumah, sebelum disinfektan disemprotkan. Setelah itu, semprotkan dan bersihkan media atau obyek tersebut dengan lap mikrofiber.
Cara kerja disinfektan alami ini adalah cuka putih dengan pH dan asam asetatnya yang rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Cuka adalah antiseptik ringan. Sementara minyak esensial menambahkan kualitas antibakteri, antivirus, dan antijamur. Penggunaan disinfektan tergantung tingkat keperluannya, yaitu sebagai upaya pengendalian sanitasi.
Cairan alami ini hanya efektif 30 hingga 60 menit dengan rentang waktu residu yang melekat tidak sampai sehari. Penggunaannya ampuh bila memiliki waktu, tujuan, sasaran, dan konsentrasi yang tepat, untuk membasmi organisme.
Dengan membuat disinfektan sendiri, secara tidak langsung masyarakat sudah melakukan pencegahan mandiri. Ini sekaligus upaya melakukan social distancing dan physical distancing (jaga jarak) untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Selain itu, memelihara kebersihan lingkungan dan rumah, menjaga tubuh tetap sehat, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir tetap harus dijalankan.
Hand Sanitizer Alami
Selain penggunaan disinfektan alami, masyarakat yang masih menjalani bekerja dari rumah atau work from home juga dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk mencoba membuat hand sanitizer alami di rumah.
Caranya, melalui aspek protektif personal yakni cuci tangan. Peneliti Mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra membeberkan cara membuat hand sanitizer alami untuk digunakan mencuci tangan.
Bahan yang diperlukan adalah 10 lembar daun sirih, 3 batang lidah buaya, 5 tetes minyak esensial lavender dan 3 gelas air. Kemudian, rebus daun sirih selama 30 menit, di mana 20 menit pertama menggunakan api besar dan 10 menit terakhir dengan api kecil. Lalu saring dan pindahkan ke mangkuk atau gelas.
Selanjutnya, bersihkan daging lidah buaya lalu dikocok dengan mesin blender hingga berbuih dan saring. Langkah terakhir, campurkan dua bahan tersebut, lalu aduk hingga merata dengan pengocok telur atau sendok, dan tambahkan minyak esensial lavender. Menurut Sugiyono, sirih memiliki sifat anti-bakteri. Sedangkan lidah buaya berfungsi sebagai pelembab dan minyak esensial berguna sebagai pewangi dari hand sanitizer.
Penulis: Anton Setiawan
Editor: Eri Sutrisno
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini