Indonesia.go.id - Aroma dan Rasa Legit Durian Parigi Siap Merajai Ekspor

Aroma dan Rasa Legit Durian Parigi Siap Merajai Ekspor

  • Administrator
  • Selasa, 28 Januari 2025 | 08:13 WIB
KOMODITAS
  Durian Parigi, vadietas durian di Sulawesi Tengah yang rasanya legit dengan bau tak menyengat digemari hingga negeri Tiongkok. ANTARA/Basri Marzuki
Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso, menjadi salah satu penghasil durian terbaik di Indonesia dan berpotensi menjadi pemasok utama durian ke pasar internasional, termasuk Tiongkok.

Siapa bilang buah durian yang nan tersohor cuma ada di Medan, Jambi, dengan aroma menyengatnya atau beberapa varian lainnya di Jawa. Sebut saja durian bawor asal Banyumas yang berukuran besar dengan daging tebal, durian merah khas Banyuwangi hingga durian pelangi dari Manokwari dengan gradasi warna yang menyerupai pelangi, setiap spesies memiliki daya tariknya sendiri. Ada pula bentuknya unik seperti durian Petruk yang tumbuh di Jepara. Durian khas tanah air itu tumbuh di sejumlah wilayah pada 34 provinsi Indonesia.

Kekayaan varian durian Nusantara ini membuat Indonesia dikenal sebagai penghasil durian terbesar dunia, selain Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.  Bulan Januari inilah masa panen durian di wilayah produsen durian lokal tanah air.

Selain durian lokal Sumatera dan Jawa, varian durian yang mulai dilirik oleh pasar ekspor adalah durian Parigi. Buah durian Parigi merupakan salah satu varietas durian unggulan dari Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dikenal dengan cita rasa yang sangat legit dan aroma yang menggoda. Berbeda dengan durian dari daerah lain, durian Parigi memiliki daging yang tebal, lembut, dan manis dengan biji yang relatif kecil. Inilah yang membuat durian Parigi begitu istimewa dan banyak diburu oleh para pecinta durian di seluruh Indonesia.

Durian ini tumbuh subur di daerah Parigi Moutong, sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan dan hutan tropis yang masih asri. Kombinasi antara tanah yang subur dan iklim yang ideal menjadikan durian Parigi memiliki kualitas yang tidak tertandingi. Musim durian di Parigi biasanya berlangsung dari bulan November hingga Januari, di mana para petani lokal akan memanen durian terbaik mereka.

Selain rasanya yang legit, durian Parigi juga terkenal dengan aroma yang tidak terlalu menyengat namun tetap khas, sehingga cocok bagi mereka yang baru ingin mencoba durian. Tidak heran jika banyak wisatawan yang datang ke Parigi Moutong hanya untuk menikmati durian ini langsung dari sumbernya.

Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso, menjadi salah satu penghasil durian terbaik di Indonesia dan berpotensi menjadi pemasok utama durian ke pasar internasional, termasuk Tiongkok. Negeri Tirai Bambu ini merupakan pasar terbesar durian di dunia.

Pada November 2024, impor durian Tiongkok mencapai total 1,53 juta ton, dengan nilai USD6,83 miliar, mengalami peningkatan 9,4 persen dari tahun ke tahun. Sementara itu, Indonesia sedang berjuang untuk bersaing di pasar global. Secara keseluruhan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 2024, Indonesia mengekspor durian sebanyak 600 ton dengan nilai sekitar USD1,8 juta atau setara Rp29,1 miliar. Negara-negara tujuan ekspor utama pada 2024, Hongkong dan Thailand. Ceruk pasar Tiongkok masih amat besar bagi durian Indonesia.

Sekretaris Daerah Sulteng Novalina mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan General Administration of Customs of China (GACC). Mereka akan datang ke Sulteng untuk dapat membuka peluang baru bagi petani durian lokal dan memperkuat posisi Indonesia di pasar durian global.

“Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan proses ekspor durian dapat berlangsung dengan lebih efisien dan mematuhi standar yang ditetapkan, demi meningkatkan daya saing komoditas pertanian Indonesia di pasar internasional,” ujar Novalina, Senin (20/01/2025).

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun menyatakan tiga kabupaten di daerahnya telah memperoleh registrasi untuk persiapan melakukan kegiatan ekspor komoditas durian ke Tiongkok, yakni Kabupaten Parigi Moutong, Poso, dan Sigi.

Ada tiga standar yang telah dipenuhi komoditas durian Sulteng ini.  Yakni, standar Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budi daya pertanian yang baik telah dipenuhi, begitu pun standar Good Handling Practices (GHP) sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang pedoman budi daya buah dan sayur yang baik.

Menurut data Dinas TPH setempat, produksi durian Sulteng pada tahun 2023 mencapai 743.256 kuintal per pohon buah segar dari 1,2 juta lebih pohon yang produktif, dibandingkan 2022 jumlah produksi sekitar 563.256 kuintal per pohon. Setiap tahun meningkat produksinya. Untuk kebutuhan ekspor, Sulteng mengirim dua jenis varian, yakni Montong dan Musangking.

Tak pelak, di masa depan ada peluang Durian Parigi bisa menjadi "Raja Durian" dari kawasan timur Indonesia. Apalagi luas lahan durian di Sulteng bakal terus ditambah seiring permintaan ekspor maupun domestik. Saat ini ada sekitar 30 ribu hektare lahan pertanian durian di Sulteng.

Angka tersebut optimis bisa dicapai. Mengingat catatan BPS menunjukkan produksi durian di Indonesia kian meningkat dari tahun ke tahun, misalnya 2021 tercatat sebanyak 1,35 juta ton, naik menjadi 1,58 juta ton pada 2022 dan kembali naik jadi 1,85 juta ton pada 2023.

Saatnya semerbak aroma dan kelegitan rasa durian Parigi Moutong menjadi primadona di mancanegara.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Taofiq Rauf