Ratu Sakti Pancering Jagat oleh masyarakat Trunyan ditempatkan pada posisi tertinggi sekaligus dianggap manifestasi Sang Hyang Widhi. Dalam konteks inilah, keberadaan dewa-dewa utama dari Hindu yaitu Siwa, Wisnu, dan Brahma, justru sekadar ditempatkan sebagai putra-putra dewa tertinggi mereka.