Laman Resmi Republik Indonesia • Portal Informasi Indonesia

Komoditas

Di Balik Istana-Istana yang Dihidupkan Kembali

Menariknya dalam renovasi yang muncul, istana-istana yang mempunyai riwayat kerajaan Hindu seringkali dicat dengan warna emas. Sementara itu, yang dipengaruhi Bugis atau Makassar biasanya dicat hijau.

  • Kamis, 1 Agustus 2019 | 09:21 WIB

Kerajaan-kerajaan di Muara Sungai, Jejak Museum di Kalimantan

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama mempunyai tradisi untuk menyimpan dan merawat warisan budaya. Tetapi ide yang berkembang di Barat tentang lembaga museum dan konservasi budaya baru berkembang di pertengahan abad 17 Masehi.

  • Rabu, 31 Juli 2019 | 14:36 WIB

Melacak Jejak Islam Tua di Nusa Utara

Anton Miharjo, peneliti sosial dari SMRC (Saiful Mujani Research Institute), pernah menulis di situs jurnalisme warga, Qureta, pada 2016, tentang pemeluk "islam Tua" dari kepulauan paling utara Indonesia.

  • Rabu, 31 Juli 2019 | 07:36 WIB

Tafsir Jawa terhadap Kuasa dan Kekuasaan

Demikianlah menjadi raja yang ideal, seturut Anderson, berarti seorang raja terus-menerus mencari tuntunan Tuhan di dalam batin saat memerintah atau berkuasa. Dengan demikian seorang raja hendaklah memiliki sifat wicaksana (wisdom), sehingga bisa bersikap adil dalam menyelesaikan suatu masalah.

  • Rabu, 31 Juli 2019 | 05:00 WIB

Hakim yang Menulis Emas

Seorang hakim sebagaimana seorang sejarawan harus bersikap kritis terhadap sumber informasi dalam merekonstruksi sebuah peristiwa.

  • Selasa, 30 Juli 2019 | 17:00 WIB

Sabung Ayam, Antara Mitos dan Sejarah

Bicara ayam, Indonesia memiliki sejarah sangat panjang. Jika selama ini hanya Sungai Kuning di Cina dan lembah Indus di India yang dianggap sebagai pusat sejarah domestikasi ayam di dunia, nyatanya bicara lokasi ketiga adalah Indonesia. Panjangnya sejarah interaksi manusia dan ayam di bumi Indonesia barangkali ialah kunci jawaban mengapa mitos ayam jantan begitu lekat dalam kebudayaan.

  • Jumat, 19 Juli 2019 | 19:10 WIB

Desa Adat Trunyan, antara Kubur Angin dan Kubur Tanah

Masyarakat Trunyan tak hanya mengenal satu upacara dan satu model penguburan. Selain kubur angin (exposure), mereka juga mengenal kubur tanah (inhumation). Bicara upacara kematian, selain Ngutang Mayit sesungguhnya mereka juga mengenal ritus Ngaben, sekalipun dilakukan secara berbeda yaitu dengan tirta (air).\r

  • Rabu, 17 Juli 2019 | 02:28 WIB

Kubur Batu Bagi Marapu

Tidak semua orang bisa menjadi Marapu setelah mati. Itu sangat bergantung pada apa yang telah dia lakukan selama hidupnya dan apa yang dilakukan oleh para keturunannya untuk membuatkan upacara penguburan yang megah.

  • Selasa, 16 Juli 2019 | 02:45 WIB

Pluralitas Hindu di Bali

Ratu Sakti Pancering Jagat oleh masyarakat Trunyan ditempatkan pada posisi tertinggi sekaligus dianggap manifestasi Sang Hyang Widhi. Dalam konteks inilah, keberadaan dewa-dewa utama dari Hindu yaitu Siwa, Wisnu, dan Brahma, justru sekadar ditempatkan sebagai putra-putra dewa tertinggi mereka.

  • Minggu, 14 Juli 2019 | 20:56 WIB

Munggah Kaji, Perjalanan Mencapai Keutamaan

Mekah dalam imajinasi orang Jawa hanyalah salah satu kota yang berada di tempat yang sangat jauh. Kota para leluhur dalam sejarah manusia.

  • Kamis, 11 Juli 2019 | 03:32 WIB
Berita Populer