Sepanjang jalur mudik dan balik di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa terdapat sejumlah titik kuliner tradisional yang belum tentu dapat ditemui di daerah lain.
Digelarnya kembali kegiatan mudik bagi seluruh masyarakat pada momentum Lebaran 2022 menjadi kesempatan terbaik untuk melanjutkan tradisi silaturahmi mengunjungi sanak saudara di kampung halaman. Kementerian Perhubungan melansir, sebanyak 85,5 juta orang melakukan mudik pada lebaran kali ini.
Mereka selama dua lebaran terakhir tidak dapat berkumpul bersama sanak keluarga di kampung halaman masing-masing karena mengikuti imbauan pemerintah yang meniadakan mudik. Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Sebanyak 58,8 persen dari para pemudik melakukan mudik dengan tujuan berbagai daerah di Pulau Jawa. Tak hanya berkumpul dengan handai taulan, mereka pun tentu ingin melepas rindu mencicipi aneka kuliner tradisional di kampung halaman yang belum tentu dapat ditemui di perantauan.
Tiap daerah di Jawa memiliki tradisi kuliner yang berbeda satu dengan lainnya. Ada masakan berkuah; ada aneka kuliner sate berbahan daging ayam, kambing, sapi, dan kerbau; hingga beragam sajian nasi dengan lauk aneka rasa. Jalur mudik dan balik pantai utara Jawa menyuguhkan banyak pilihan kuliner berkesan bagi para pemudik.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya seperti dikutip dari buku Yuk Mampir: Peta Kuliner Jalur Lebaran Pulau Jawa yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan serta beberapa sumber lainnya.
Nasi Jamblang-Empal Gentong
Kuliner satu ini menjadi ciri khas dari Kota Udang Cirebon dan selalu diburu siapa saja yang singgah di kota perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah tersebut. Nasi jamblang tidak ada hubungannya dengan buah jamblang atau duwet (Syzygium cumini).
Kuliner ini asalnya dari Desa Jamblang di pinggir Kota Cirebon dan sudah ada sejak ratusan tahun lampau. Awalnya nasi jamblang dibuat oleh keluarga keturunan Tionghoa di Desa Jamblang untuk dibagi-bagikan gratis kepada buruh-buruh yang membangun pabrik gula di Gempol dan Plumbon pada kurun 1847 dan 1883. Ini dilakukan karena buruh-buruh tersebut kesulitan mencari makan saat istirahat.
Nasinya dibungkus daun jati agar tahan lama, ditemani lauk sederhana berupa tempe, tahu, dan telur dadar. Belakangan, menunya dimodifikasi dengan menambah 40 jenis lauk lainnya, di antaranya sate telur puyuh, sate ampela, telur gulai, dan kuah cumi hitam.
Cirebon juga terkenal dengan empal gentongnya, kuliner berupa gulai berbahan daging dan jeroan sapi yang dimasak di dalam gentong memakai kayu bakar. Disebut empal karena dagingnya dibuat empuk dan lembut karena melalui proses perebusan dalam tempo lama di kuah gulainya yang kaya akan rempah. Masakan gurih ini sudah ada sejak abad 15. Masakan ini dipercaya sebagai pertemuan budaya Arab, Jawa, India, hingga Tiongkok.
Sate Blengong
Masakan ini adalah ciri khas dari Kota Brebes, Jawa Tengah, sekitar satu jam perjalanan dari Cirebon. Daging satenya dari hewan blengong, persilangan bebek dan entok. Tekstur berserat seperti daging bebek, namun lembut dan lunak ketika dikunyah seperti daging ayam.
Uniknya, potongan daging sate blengong ukurannya lebih besar dari sate pada umumnya. Kuahnya pun sedikit kemerahan. Sebelum dibakar, daging blengong ini harus melalui proses diungkep selama 2-3 jam untuk menciptakan daging yang lembut dan tidak anyir saat disantap usai dibakar.
Belum afdol rasanya menyantap sate blengong jika tidak ditemani kupat lontong glabed, yaitu sayur ketupat bersantan dipadu potongan daging sapi dan pepaya muda.
Nasi Grombyang-Nasi Megono
Bergeser ke Kabupaten Pemalang, sekitar dua jam perjalanan dari Brebes, kita akan menjumpai kuliner nikmat lainnya. Kali ini berupa nasi grombyang yang unik karena disajikan di mangkuk kecil.
Masakan ini adalah ikon Kota Pemalang, berupa nasi campur berkelindan kuah kaya rempah dicampur irisan daging kerbau yang empuk. Agar lebih nikmat, ditambah pelengkap berupa sate telur puyuh atau loso yaitu sate daging kerbau.
Sentra pedagang nasi grombyang terdapat di Jl RE Martadinata, sekitar 500 meter dari Alun-Alun Kota Pemalang. Anda dijamin bakal ketagihan menyantapnya dan semangkuk kecil bisa jadi belum cukup untuk menuntaskan rasa penasaran.
Sedikit bergeser ke Pekalongan, kita akan menjumpai kuliner nasi megono yang dipadu cacahan nangka muda dan parutan kelapa. Akan makin nikmat disantap ditemani kudapan tempe mendoan.
Kuluban
Inilah saladnya orang Jepara dan sepintas mirip dengan urap. Kuliner ini dapat ditemui dengan mudah di sentra kuliner tradisional di kota kelahiran RA Kartini. Perbedaan kuluban dengan urap terletak pada kombinasi sayur mayur yang dipakai.
Pada kuluban ada pemakaian rebusan nangka muda dan tauge mentah yang tidak ditemukan pada urap. Selain itu kuluban juga dipadu dengan petai mentah. Makanan ini selalu diburu para perantau asal Jepara saat mereka pulang kampung.
Nasi Punel
Di pantai utara Jawa Timur, tepatnya di Kota Bangil, Kabupaten Pasuruan, kita dapat menjumpai kuliner nasi punel yang bertekstur lembut dan menggumpal disajikan di atas daun pisang. Punel berasal dari kata pulen yang berarti matangnya pas dan tidak terlalu kering atau tidak terlalu lembek.
Di atas nasi itu ditambah taburan serundeng, dilengkapi sate kerang, lentho/menjeng, tahu bumbu Bali, irisan daging dan kikil, serta sebungkus kecil kuah yang berisi parutan kelapa dengan santan dan diberi bumbu agak manis. Biasanya tersedia sayur rebung dan nangka muda.
Lauk pendamping biasanya ada empal, ayam goreng, telur dadar, paru, dan dendeng, serta sambal ulek pedas yang dicampur dengan irisan kacang panjang.
Kuliner Banyuwangi
Di Banyuwangi yang berada di ujung timur Jawa, ada beberapa kuliner enak. Misalnya rujak soto, yaitu perpaduan rujak sayur dengan kuah soto. Untuk rujak berisi potongan sayur yang ditaburi bumbu kacang dan setelahnya disiram kuah soto yang dilengkapi potongan daging ayam atau babat.
Ada lagi sego tempong atau nasi panas dipadu aneka lauk seperti tempe, tahu, ikan asin atau ayam goreng ditemani sambal tempong alias tampar karena sensasi rasa pedasnya yang membangkitkan selera.
Selain itu ada sego cawuk atau sego janganan yang bertabur gecok atau kelapa parut dan pipilan jagung bakar, lagi-lagi ditemani sambal pedas. Lebih nikmat lagi kalau ditemani pindang telur dan sambal serai serta daun semanggi.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari