Bumi Rafflesia memiliki kekayaan budaya masakan yang berbeda di setiap kabupatennya dan tak lepas dari bumbu rempah penghasil aroma harum dan gurih yang menambah nikmat di setiap menu masakan.
Ramadan identik dengan berpuasa satu hari penuh selama satu bulan. Bulan puasa, demikian masyarakat di tanah air menyebutnya, selalu menghadirkan suka cita karena ada banyak kuliner khas dari beragam daerah yang khusus dibuat hanya selama bulan suci umat Islam tersebut. Begitu pula yang terjadi di Bengkulu, selama bulan puasa banyak bermunculan penjual masakan tradisional setempat dan belum tentu dapat ditemukan di daerah di Indonesia.
Bahan baku pembuatannya juga beragam, ada yang berasal dari tumbuhan dan tak sedikit berbahan daging hewan. Satu yang pasti, kuliner-kuliner ini dijamin enak dan menggugah selera siapa pun yang mencobanya saat berbuka puasa. Begitu kayanya khazanah kuliner di Bumi Rafflesia ini, belum tentu di setiap kabupaten akan sama jenisnya kendati hampir seluruh masakan tadi kaya bumbu rempah yang menghasilkan aroma gurih.
Berikut ini beberapa kuliner khas Bengkulu yang dapat ditemui dengan mudah di sudut-sudut kawasan provinsi di Pulau Sumatra itu:
Gulai Pisang
Dilihat dari namanya, sudah tentu salah satu bahan baku pembuatannya adalah buah pisang. Unik bukan? Biasanya kita membuatnya menjadi pisang goreng, pisang panggang, atau keripik pisang, selain dapat pula disantap langsung begitu kulitnya kita kupas. Justru oleh masyarakat setempat, pisang dijadikan bahan utama gulai.
Masyarakat Bengkulu biasanya memilih pisang muda sebagai bahan baku gulai unik ini. Alasannya sederhana saja, karena kalau buahnya terlalu matang, maka si pisang akan cepat rusak saat dimasak bersama gulai.
Masakan tradisional yang telah ada sejak ratusan tahun lalu tersebut awalnya dijadikan sebagai lauk alternatif menggantikan gulai daging sapi dan ayam, atau gulai ikan. Sebab, buah pisang lebih mudah didapat dan harganya lebih terjangkau.
Bahan baku lainnya dari gulai pisang adalah lengkuas, santan kelapa, kunyit, ketumbar, bawang putih, bawang merah, dan garam, cabai merah, dan jeruk purut. Seluruh bumbu setelah dibersihkan dan dihaluskan, kemudian dimasak sambil diaduk dan ditambahkan sedikit air. Kemudian masukkan potongan buah pisang yang belum dikupas kulitnya.
Hidangkan selagi masih hangat supaya santap bersama saat berbuka puasa menjadi lebih nikmat. Jangan lupa kalau masakan ini lebih nikmat dimakan bersama nasi.
Lema
Masakan ini adalah andalan masyarakat Rejang, suku asli Bengkulu. Bahan baku utama lema adalah rebung atau tunas muda tanaman bambu. Rebung harus dicincang-cincang terlebih dulu sampai ukurannya kecil. Setelah itu siapkan ikan mujair yang sudah dibersihkan kemudian dipotong sesuai kebutuhan.
Rebung cincang dan daging ikan mujair yang sudah dipotong dibungkus dengan daun pisang untuk proses fermentasi selama tiga hari. Setelah melewati proses fermentasi, lema dilepas dari bungkusnya, kemudian dimasak bersama santan dan cabai merah yang telah dihaluskan.
Masyarakat Rejang acap menambahkan ikan mas atau ikan laut ke dalam masakan agar lebih menggugah selera. Saat matang, lema memunculkan aroma unik dan rasanya asam pedas. Sebagai menu berbuka, lema menjadi lauk teman nasi paling nikmat, apalagi jika ditemani lalapan seperti petai.
Gulai Kemba'ang
Masakan satu ini termasuk paling populer di Bengkulu karena bahan bakunya adalah daging iga sapi. Uniknya, masakan dari Bengkulu Selatan itu juga ditambahkan daun talas. Supaya empuk dan mudah disantap, daun talas dan iga sapi terlebih dulu direbus. Air rebusan iga sapi bisa dibuat kaldu supaya rasa gulainya lebih nikmat.
Untuk bumbu-bumbunya terdiri dari bawang merah dan bawang putih serta cabai merah yang dihaluskan, lengkuas, asam kandis, kunyit, jahe, ketumbar, garam, dan gula pasir. Kita terlebih dulu menumis bumbu rempah bersama bawang dan cabai yang telah dihaluskan.
Selanjutnya masukkan daun salam, dua batang serai, dan santan kelapa. Kemudian diaduk sampai seluruh bumbu menyatu dengan santan. Dalam kondisi setengah matang, segera masukkan daun talas yang telah direbus. Ketika dimasak, seluruh campuran jangan terlalu sering diaduk supaya daun talas tidak rusak atau bahkan menjadi bubur.
Masukkan pula penyedap rasa, air kaldu, sedikit gula, dan iga sapi dan aduk kembali. Iga sapi bisa diganti dengan ikan asin atau ikan teri. Masakan ini selain hadir ketika Ramadan, juga menemani masyarakat Bengkulu saat merayakan Lebaran.
Pendap
Satu lagi masakan khas Ramadan dari Bengkulu Selatan adalah pendap yang berbahan ikan air laut seperti kembung atau kakap. Bahan baku ikan dilumuri bumbu rempah yang dihaluskan dan kelapa parut. Kemudian dibungkus daun talas dan daun pisang serta diikat kuat memakai daun pandan.
Selanjutnya, bumbu rempah yang ikut di dalam bungkusan bisa ditumis dengan santan dan asam kandis. Setelah itu masukkan bungkus daun pisang berisi paduan ikan dan rempahnya untuk dimasak selama delapan jam sampai seluruh masakan meresap ke dalam ikan bungkus atau pendap.
Pendap sangat cocok menjadi teman lauk nasi di saat berbuka puasa. Kuliner unik ini juga sering disajikan ketika menjamu kerabat saat Lebaran atau sebagai oleh-oleh.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari