Indonesia.go.id - Menikmati Surga Bawah Laut Bunaken

Menikmati Surga Bawah Laut Bunaken

  • Administrator
  • Minggu, 29 Januari 2023 | 21:28 WIB
PARIWISATA
  Sejumlah pengunjung beraktivitas di dalam anjungan kebudayaan kawasan Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (15/02/2023). ANTARA FOTO/ Adwid B Pramono
Berwisata selam scuba atau scuba diving, menjadi salah satu daya tarik Taman Nasional Bunaken. Para penyelam akan dimanjakan dengan kecantikan ikan-ikan tropis serta terumbu karang yang eksotis di salah satu perairan dengan biodiversitas tertinggi di dunia.

Kawasan Taman Wisata Bunaken di ujung Pulau Sulawesi Utara (Sulut) sudah dikenal ke seantero dunia. Para penyelam (diver) dari pelbagai negara maupun lokal kerap menyambangi destinasi wisata laut yang terkenal dengan panorama bawah lautnya. Aneka ragam biota laut, keindahan terumbu karang, koral, hingga lumba-lumba (dolphin) menjadi pesona utama kawasan ini.

Sebelum prahara pandemi Covid-19 melanda, setiap tahun puluhan ribu wisatawan berkunjung ke Bunaken, Pantai Malalayang, dan Kota Manado. Maka demi menggenjot kembali pariwisata sebagai penggerak ekonomi, pemerintah telah menetapkan Likupang di Kabupaten Minahasa Utara sebagai destinasi pariwisata superprioritas, termasuk di dalamnya Bunaken dan Malalayang.

Sejurus dengan upaya memulihkan kembali pariwisata di Sulut dan sekitarnya, pemerintah memoles kawasan Taman Nasional Bunaken dan Pantai Malalayang agar pesona Bunaken tidak luntur. Total anggaran yang dikucurkan dari pusat sebesar Rp96 miliar.

Ketika meresmikan penataan kawasan Bunaken dan Malalayang, Sabtu (21/1/2023), Presiden Joko Widodo berpesan kepada seluruh masyarakat di Sulawesi Utara agar ikut menjaga kebersihan di sepanjang Pantai Malalayang yang telah dibenahi maupun kawasan Bunaken.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan dua kawasan wisata tersebut bertujuan untuk mendukung pengembangan destinasi pariwisata. Ini juga menjadi bagian dari pengembangan Manado sebagai ibu kota dari Sulut.

“Utamanya agar menjadi wisata yang berstandar internasional dan berwawasan lingkungan di Kota Manado,” kata Menteri Basuki.

Penataan Kawasan Pantai Malalayang dilaksanakan dengan anggaran APBN 2020-2022 sebesar Rp72,41 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 1,45 hektare. Lingkup pekerjaannya pekerjaan kios untuk pedagang dan dermaga, monumen bola dunia (Bobocha), infrastruktur kawasan, signage, tower/menara pandang, warung apung, toilet umum, dan pekerjaan landscape.

Sedangkan untuk Penataan Kawasan Bunaken, telah dilaksanakan sejak 2020 hingga 2022, dengan nilai kontrak Rp24 miliar. Pembangunannya dilaksanakan di atas lahan seluas 19.000 m2.

Penataan Kawasan Bunaken meliputi pembangunan dermaga baru, jalan lingkungan, gerbang penanda, street furniture, serta panggung budaya yang dapat digunakan masyarakat setempat untuk melakukan berbagai kegiatan. Kementerian PUPR membangun Bunaken dengan mengusung konsep ecotourism village agar nuansa perdesaan tetap terjaga.

Salah satunya, dengan memberdayakan rumah warga setempat menjadi homestay dengan mempertahankan arsitektur khas Minahasa. Total ada 52 homestay yang dibangun Kementerian PUPR.

Dengan begitu, para pelancong semakin nyaman menikmati fasilitas dan keindahan wisata di utara Pulau Sulawesi ini.

Surga Bawah Laut

Tentunya jika berkunjung ke utara Pulau Sulawesi, rasanya akan kurang apabila tidak menjejakkan kaki di Pulau Bunaken. Pulau tersebut merupakan bagian dari Taman Nasional Bunaken, sebuah kawasan konservasi yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan pada 1991. Tempat ini menjadi surga bagi para penyelam karena alam bawah lautnya yang memesona.

Keindahan kawasan ini, didukung pula oleh keberagaman ekosistem pulau yang menyusunnya. Pada ujung barat kawasan terdapat Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Nain, dan Pulau Mantehage serta sebelah utara Tanjung Pisok terbentuk dari batu gamping asal terumbu karang. Selain itu, di sebelah kiri kawasan terdapat Pulau Manado Tua.

Uniknya pada hamparan pulau Bunaken terdapat cekungan yang terbentuk pada masa pembentukan gunung api di Rataan Minahasa, yang membuat keindahan bawah laut Taman Nasional ini tidak diragukan lagi.

Berwisata selam scuba atau scuba diving, menjadi salah satu daya tarik Taman Nasional Bunaken. Para penyelam akan dimanjakan dengan kecantikan ikan-ikan tropis serta terumbu karang yang eksotis di salah satu perairan dengan biodiversitas tertinggi di dunia. Pantaslah jika surga bawah laut disematkan untuk keindahan alam bawah lautnya.

Sedikitnya terdapat empat spot menyelam yang sering dikunjungi, yaitu Malcolm, Bethlehem, Emma Point, dan Rumah Ikan. Selain itu, terdapat dua spot snorkling yang ramai dikunjungi yaitu Emma Point dan Rumah Ikan. Daftar spot menyelam dapat dipantau pada https://bit.ly/DiveBunaken.

Tidak ada masa off-seasons alias kapan saja pengunjung bisa menyelam. Namun, waktu terbaik untuk menyelam adalah di Juni hingga Agustus. Musim panas adalah waktu terbaik karena visibility dan cuaca mendukung. Di samping itu, kondisi air laut juga sedang tenang tanpa ombak dan arus.

Ekosistem karang perairan Bunaken yang indah menjadi habitat bagi sekitar 3.000 jenis ikan seperti ekor kuning, kudaikangusumi, dan gorapa, serta beragam ikan jenis seperti emperor angelfish, almaco jack, spotted seahorse, dan blue stries naper.

Saat ini Taman Nasional Bunaken telah kembali dibuka untuk wisata alam, bersamaan dengan 106 Taman Nasional/Taman Wisata/Suaka Margasatwa di seluruh Indonesia yang telah dibuka untuk umum. Mengingat masih transisi dari pandemi ke endemi, pengunjung dan pengelola wisata tetap mengikuti protokol kesehatan.

Tips Menuju Bunaken

Bagaimana caranya melancong ke Bunaken? Begini tips wisata bagi yang ingin menyelam di perairan Bunaken. Khususnya bagi kalangan backpacker dari luar Sulut.

1. Naik Pesawat ke Bandara Sam Ratulangi Manado.

Ada sejumlah maskapai penerbangan menuju ke bandara tujuan, mulai dari Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Air, Citilink, dan lain-lain.

2. Naik Bus Bandara.

Setelah sampai di Bandara Sam Ratulangi Manado, naik bus bandara menuju terminal Bus Pal 2. Perjalanan dari bus bandara menuju terminal Bus Pal 2 sekitar 30 menit. Apabila jam operasional bus bandara sudah selesai, naik taksi menuju terminal.

3. Naik Angkutan Kota (angkot) Menuju Pasar.

Setelah sampai di terminal Bus Pal 2, naik angkot menuju pasar. Perjalanan menghabiskan kurang lebih 10 menit.

4. Jalan Kaki Menuju Dermaga Kuala Jangki/Dermaga Kalimas/Dermaga Marina, setelah itu naik perahu ke Bunaken. Ada dua jenis perahu di sana yaitu perahu sewa dan perahu angkutan. Untuk perahu sewa kapasitas maksimal 15 orang harga sekira Rp1,2 juta, sedangkan perahu angkutan sekitar Rp40 ribu-Rp50 ribu/orang jadwal keberangkatan 9 pagi dan pulang pada jam yang sama besok harinya.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari