Kue “batang buruk” tidak seburuk namanya. Rupanya menarik dan rasanya lezat. Ada kisah dari penamaan kue tradisional asal Bintan ini.
Dibutuhkan 10-15 lembar daun talas untuk membungkus pendap, pepes ikan khas Provinsi Bengkulu. Konon pendap merupakan makanan kesukaan Presiden Indonesia pertama, Soekarno.
Campuran rempah yang khas membuat masakan ini mengeluarkan aroma nikmat dan menggugah selera siapa saja yang mencobanya.
Kue maksuba dibuat dengan bahan utama telur bebek. Untuk menghasilkan satu loyang kue dibutuhkan waktu tiga jam.
Lontongnya dililit daun aren. Satainya berasal dari daging sapi atau ayam dengan potongan lebih kecil dari satai umumnya.
Bukan saja menjadi kuliner andalan warga Banyumas dan sekitarnya, Sroto Sokaraja bahkan kondang di antero negeri.
Nasi khas Madura ini berkembang di Kota Malang. Lauk andalannya jeroan sapi, empal, jantung, limpa, babat, keripik paru, dendeng, hingga satai ati.
Awalnya nasi tutug oncom adalah menu makanan harian bagi masyarakat kelas bawah di tanah Sunda pada era 1940-an. Rasanya yang enak membuat lambat laun makanan ini naik kelas.
Awalnya pedagang Tionghoa datang membawa kecap asin. Tapi sesampainya di Jawa kecap asin tidak laku. Gula kelapa jadi solusi, dan kecap asin pun berubah menjadi kecap manis.
Masakan ‘ikan kayu’ telah menjadi menu favorit para pejuang kemerdekaan di Bumi Rencong. Selain gurih dan pedas, juga mampu bertahan lama.