Disediakan tunjangan biaya hidup bulanan, biaya tiket pesawat, tunjangan transportasi, tunjangan khusus keluarga yang diberikan pada tahun kedua dan ketiga masa pendidikan.
Austria adalah salah satu negara mitra strategis Indonesia yang telah menjalin hubungan diplomatik dan persahabatan sejak 70 tahun lampau atau tepatnya pada 20 November 1954 silam. Semua diawali adanya pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pemerintah Austria pada 1950, diikuti penunjukan Arno Halusa sebagai Duta Austria untuk Indonesia pada 1954.
Seperti dikutip dari buku "70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Austria Tahun 2024", tonggak penting lainnya dalam tahun awal hubungan diplomatik kedua negara adalah kunjungan Presiden RI Pertama Soekarno ke Austria pada 1956 dilanjutkan dengan pembukaan Kantor Perwakilan Indonesia di Wina, ibu kota Austria. Lalu, kantor kedutaan besar kedua negara resmi beroperasi di Jakarta dan Wina pada 1964.
Dalam kurun 70 tahun, kedua negara telah bermitra secara bilateral di berbagai bidang, di antaranya, perdagangan, investasi, pariwisata, kebudayaan, dan pendidikan. Mengutip keterangan Kementerian Federal Tenaga Kerja dan Ekonomi Austria (BMAW), dalam bidang investasi terdapat 35 perusahaan Austria telah berinvestasi di Indonesia.
Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal, pada semester pertama 2024, nilai investasi Austria sebesar USD2,5 juta atau sekitar Rp39,5 miliar pada kurs Rp15.800 per USD yang dibenamkan dalam 128 proyek. Sedangkan dalam bidang kebudayaan, duta-duta budaya Indonesia secara berkala tampil di berbagai gedung kesenian terkemuka di Kota Wina.
Dalam bidang pendidikan juga telah terjalin sejumlah kerja sama. Salah satunya adalah pemberian beasiswa kepada dosen perguruan tinggi untuk meneruskan pendidikan jenjang doktoral di universitas-universitas ternama Austria. Kerja sama tersebut diwakili oleh Indonesia-Austria Scholarship Programme (IASP).
Pemerintah Indonesia dalam IASP diwakili oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Diktisaintek). Sedangkan Austria diwakilkan kepada Austria's Agency for Education and Internationalisation.
Menurut Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti Riset dan Teknologi Lukman, seperti dikutip dari surat edarannya, beasiswa tersebut ditujukan bagi dosen tetap pada perguruan tinggi di bawah pembinaan Kementerian Diktisaintek. Selain itu, kuota beasiswa hanya diberikan kepada 15 dosen tetap setiap tahunnya.
Pendaftarannya dilakukan secara daring melalui website http://beasiswadosen.kemdikbud.go.id/ dengan batas waktu hingga Maret 2025. Dosen tetap yang dapat mengikuti beasiswa harus berasal dari bidang studi atau penelitian yang berfokus pada Pertanian, Ilmu Sosial dan Humaniora, Kedokteran, Seni Budaya, Teknik, Ilmu Kesehatan, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Dosen-dosen peserta beasiswa pendidikan nantinya akan mendapatkan beragam tunjangan meliputi tunjangan hidup bulanan senilai 1.150 euro (Rp19,54 juta) dan uang tiket pesawat sekali jalan senilai maksimal 1.000 euro (Rp16 juta). Terdapat pula tunjangan transportasi sebesar 80 euro (Rp1,3 juta) setiap bulan. Ada pula tunjangan keluarga bagi pasangan sebesar 250 euro (Rp4,2 juta) dan ditambah 250 euro lainnya untuk tanggungan 1 anak saja.
Tunjangan khusus keluarga ini baru bisa diberikan kepada penerima beasiswa ketika memasuki tahun kedua dan ketiga masa pendidikan. Jangan sia-siakan kesempatan langka menimba ilmu di Austria dan kunjungi website mereka di https://grants.at/en/. Untuk informasi lebih lengkap bisa didapat pada website https://dikti.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2024/10/3571-Tawaran-Pendaftaran-Beasiswa-Indonesia-Austria-Scholarship-Program.pdf. Selamat mencoba dan semoga berhasil!
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf