Pemerintah telah menunjuk Hotel Meruorah sebagai lokasi KTT ASEAN 2023. Nama hotel tersebut merupakan penggabungan dari dua kata, meru yang berarti puncak dan orah atau ora, sebutan masyarakat suku Manggarai untuk hewan komodo. Sehingga, jika digabungkan, hotel ini bermakna sebagai Puncak Komodo.
Keputusan pemerintah pada tahun 2016 untuk menjadikan daerah Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) telah memberi banyak perubahan. Labuan Bajo tak sendirian sebagai DPSP, karena ada empat lokasi lainnya seperti Danau Toba di Sumatra Utara, Candi Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Likupang di Sulawesi Utara.
Setelah tujuh tahun keputusan sebagai destinasi wisata premium itu ditetapkan, wajah ibu kota Kabupaten Manggarai Barat tersebut telah bersalin rupa. Sejumlah pekerjaan infrastruktur yang dibangun secara besar-besaran oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta instansi lainnya mulai menampakkan wujudnya.
Kawasan pesisir terutama di dermaga Marina yang semula tampak semrawut, kumuh, dan kusam telah disulap lebih berkelas dan saat ini menjadi lokasi favorit masyarakat Labuan Bajo untuk berwisata.
Tempat itu juga menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara berkunjung ke kota seluas 13,97 kilometer persegi tersebut untuk melihat keindahan alam.
Mereka juga tentu saja ingin menyaksikan hewan kadal purba raksasa, komodo (Varanus komodoensis) yang hidup di Taman Nasional Komodo, sekitar dua jam perjalanan memakai kapal dari Marina. Komodo, hewan karnivora yang telah ada sejak 40 juta tahun lampau menjadi magnet utama daerah berpenduduk hampir 7.000 jiwa tersebut dan menjadi alasan utama dipilihnya Labuan Bajo sebagai DPSP.
Dalam catatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat, setiap tahun rata-rata sebanyak 40.000-70.000 wisatawan asing berwisata ke Labuan Bajo dan masuk melalui Marina dan Bandar Udara Komodo. Banyak pihak meyakini angka itu bisa lebih banyak karena tak sedikit dari turis asing terutama dari Australia, masuk ke Labuan Bajo memakai kapal pribadi dan langsung menuju TN Komodo.
Apalagi letak Pulau Flores di mana Labuan Bajo berada, tak jauh dari Australia. Labuan Bajo memang bukan daerah yang memiliki penginapan berupa hotel berbintang dalam jumlah banyak seperti halnya di Lombok atau Bali sekalipun. Justru dengan penetapan DPSP oleh pemerintah, memberi peluang lebih besar kepada para investor untuk berinvestasi di sektor perhotelan.
Salah satu pihak yang menangkap peluang itu adalah PT ASDP Indonesia Ferry. Seperti dikutip dari website resminya, perusahaan BUMN ini mengelola bisnis jasa penyeberangan dan pelabuhan terintegrasi dengan tujuan wisata waterfront. Kawasan Marina Labuan Bajo adalah satu di antara 34 pelabuhan di tanah air yang menjadi unit usaha ASDP.
Kementerian BUMN memberi penugasan khusus kepada ASDP untuk pengembangan kawasan terpadu waterfront di Labuan Bajo, meliputi pembangunan pelabuhan baru dan fasilitas penunjang lainnya seperti plaza marina, dermaga feri dan marina untuk sandar sekitar 134 perahu pesiar (yacth). Kemudian beach club berkapasitas 450 orang, pusat UMKM, minimarket, serta galeri ATM dan bank.
ASDP pun menggandeng sesama BUMN lainnya, yakni PT PP Tbk. Mereka bermufakat untuk membangun sebuah kawasan perhotelan tepat di tepi Laut Flores yang berair biru jernih. Sebuah perusahaan patungan bernama PT Indonesia Ferry Property (IFPRO) pun dibentuk untuk mengoperasikan Hotel Meruorah, nama baru dari Inaya Bay Komodo. Semula, Inaya Bay Komodo dimiliki dan dikelola oleh PT Hotel Indonesia Natour, bagian dari Hotel Indonesia Group, masih korporasi pelat merah bidang perhotelan.
Puncak Komodo
Tepat pada 14 Oktober 2021, hotel yang berlokasi di kawasan Marina Jl. Sukarno Hatta atau sekitar 2,5 kilometer dari Bandara Komodo ini diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Joko Widodo. Peresmiannya dirangkai dengan seremonial peluncuran penggabungan BUMN Pelabuhan dan pembukaan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo.
Penamaan Meruorah untuk hotel yang berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektare tentu tak asal-asalan. Nama hotel dengan 145 kamar dan satu unit presidential suite tersebut merupakan penggabungan dari dua kata, meru yang berarti puncak dan orah atau ora, sebutan masyarakat suku Manggarai untuk hewan komodo. Sehingga, jika digabungkan, hotel ini bermakna sebagai Puncak Komodo.
Jika dilihat dari jauh, bangunan hotel mirip seperti sebuah kapal besar yang terparkir di daratan. Atap melengkungnya mengingatkan kita kepada bentuk pinisi, perahu kebanggaan suku Bugis dan Bajo. Kedua suku asli Sulawesi Selatan itu adalah salah satu unsur masyarakat pendatang yang mendiami ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.
Pinisi yang kental dengan arsitektur khas Indonesia banyak dipakai sebagai perahu wisata di Labuan Bajo dan jumlahnya bisa mencapai ratusan unit. Labuan Bajo yang terdiri atas laut dan perbukitan hijau dapat dinikmati dari jendela kamar hotel karena bangunan kamarnya sengaja dibuat untuk menghadap ke dua lokasi tadi.
Hotel bintang lima ini juga mengusung kearifan lokal khas Nusa Tenggara Timur, seperti unsur kain tenun ikat songke dan keindahan alam Labuan Bajo tertuang dalam desain interior kamar yang elegan. Aksentuasi desain hadir menjadi keunikan dan ciri khas tersendiri yang dapat dijumpai oleh tamu yang menginap di hotel ini.
Sejumlah fasilitas pendukung untuk kenyamanan tamu tersedia seperti restoran, kolam renang berkonsep infinity pool dengan pemandangan lepas ke arah Laut Flores dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Ada pula pusat kebugaran yang menghadap ke perbukitan hijau.
Setidaknya ada lima tipe kamar di sini mulai dari The Signature Hill View, The Signature Sea View, The Horizon Hill View, The Horizon Sea View, dan The Phinizy. Luasnya pun beragam, mulai dari 32 meter persegi hingga 106 meter persegi untuk kelas tertinggi, The Presidential Suite. Terdapat delapan ruang pertemuan (meeting room) dengan kapasitas terbesar yaitu Komodo Ballroom, sebuah multifunction hall berdaya tampung hingga 1.000 orang untuk sekali pertemuan.
Konferensi Internasional
Ruang pertemuan itu membuat Meruorah masuk dalam kategori Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) terbesar di Labuan Bajo. Sejumlah kegiatan internasional yang pernah memanfaatkan MICE Hotel Meruorah adalah pertemuan tahunan International Association Women Police pada 2021. Kemudian enam side event G20 setingkat menteri yakni Asia International Water Week (AIWW), 1st TWG Meeting, SAI20, 2nd ETWG Meeting, 2rd Sherpa Meeting, dan 3rd DEWG Meeting pada 2022.
Kini, pemerintah kembali mempercayakan Meruorah untuk menjadi tuan rumah perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) 2023. Serangkaian pertemuan puncak dari KTT ke-42 ASEAN ini dimulai pada Rabu (10/5/2023) seperti pembukaan dan pleno KTT serta pertemuan para pemimpin negara anggota ASEAN dengan perwakilan ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA).
Disusul pertemuan pemimpin negara-negara anggota ASEAN dengan perwakilan dari ASEAN Youth dan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC). Selanjutnya pada hari yang sama juga akan dilakukan pertemuan para pemimpin negara ASEAN bersama High-Level Task Force on ASEAN Community’s Post 2025 Vision (HLTF-ACV).
Ada juga jamuan makan para kepala pemerintahan negara anggota ASEAN serta KTT ke-15 IMT-GT. Pada keesokan harinya, Kamis (11/5/2023) diadakan 15th BIMP-EAGA Summit serta lanjutan pertemuan puncak 10 kepala negara dan pemerintahan anggota ASEAN, masih di Meruorah. Pertemuan bilateral di sela-sela kegiatan KTT ke-42 ASEAN juga akan dilaksanakan di hotel ini.
Presiden Joko Widodo yang telah berada di Labuan Bajo sejak Minggu (7/5/2023) juga telah meninjau Meruorah untuk melihat gladi ketibaan dan prosesi penyambutan para pemimpin ASEAN di hotel tersebut. Presiden ingin memastikan seluruh persiapan berjalan sesuai seperti yang diharapkan.
Sementara itu, Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin dalam keterangan persnya seperti dikutip Antara menjelaskan, pihaknya telah memastikan seluruh fasilitas utama dan pendukung hingga sumber daya manusia di Meruorah sudah siap menyambut kehadiran para kepala negara ASEAN dan anggota delegasi lainnya pada KTT ASEAN 2023.
Selamat bersidang kepada seluruh pemimpin negara anggota ASEAN dan delegasinya. Semoga mampu menghasilkan sebuah keputusan yang dapat membawa ASEAN melaju makin baik dan memberi kemajuan bersama kepada seluruh masyarakat di kawasan.
Penulis: Anton Setiawan
Redaktur: Elvira Inda Sari