Keberadaan kerja sama melalui IMT-GT sangat penting, terutama untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN yang digelar di Labuan Bajo pada 9-11 Mei 2023 telah berakhir. Minimal ada tiga kesimpulan yang bisa disarikan dari pertemuan puncak pimpinan negara-negara di Asia Tenggara.
Pertama, pemimpin ASEAN memberikan perhatian penuh terhadap hal-hal yang terkait kepentingan rakyat, termasuk perlindungan migran dan korban perdagangan manusia.
Kedua, memberikan perhatian terhadap penyelesaian konflik Myanmar. Rezim di negara pagoda itu dinilai telah menciderai nilai-nilai kemanusiaan. Kebijakan rezim negara dinilai sudah tidak bisa ditoleransi.
Ketiga, melakukan penguatan kerja sama ekonomi. Pemimpin ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia di ekosistem tersebut.
Ketiga poin itulah yang dihasilkan dari KTT ke-42 ASEAN, yang dibacakan oleh Presiden Joko Widodo di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Kamis (11/5/2023). Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno LP Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Di tengah-tengah penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN juga diselenggarakan KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dan pertemuan BIMP-AEGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area).
Presiden Joko Widodo juga memimpin langsung pertemuan IMT-GT di KTT ke-42 ASEAN. Hadir di pertemuan itu adalah Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Menteri Keuangan Thailand H.E. Arkhom Termpittayapaisith, Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Presiden Bank Pembangunan Asia Haruhiko Kuroda, dan para delegasi lainnya.
IMT-GT sendiri lahir pada 1993 dan merupakan kerangka kerja sama ekonomi subregional di tiga negara. Tujuan wadah kerja sama adalah mendorong liberalisasi dan integrasi ekonomi di subregional ASEAN.
Wilayah IMT-GT Indonesia mencakup 10 provinsi di Sumatra masing-masing NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Riau Kepulauan, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung.
Di Malaysia, wilayah yang masuk IMT-GT mencakup delapan negara bagian di Paninsula Malaysia. Sedangkan di Thailand mencakup 14 Provinsi di selatan Thailand. Kawasan IMT-GT mencakup populasi 83 juta dengan luas wilayah 615.205 kilometer persegi
Setelah 30 tahun berdiri IMT-GT kini menjadi rumah besar bagi 83 juta penduduk di kawasan tersebut. Nah, apa yang akan dibawa dan diharapkan dari KTT IMT-GT tersebut? Tentu banyak harapan yang ingin diwujudkan dari kerja sama subregional IMT-GT.
Harapan tergambarkan dari pidato Presiden Jokowi di KTT IMT-GT tersebut. Menurut Kepala Negara, keberadaan kerja sama melalui IMT-GT sangat penting, terutama untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Menurut Jokowi kerja sama segitiga emas antara Indonesia, Malaysia dan Thailand terbukti telah mendorong pertumbuhan ekonomi di tiga negara.
“Saya senang meskipun dilanda krisis global, volume perdagangan IMT-GT berhasil mencapai USD618 miliar pada 2021,” ujar Jokowi.
Presiden berharap pada masa mendatang, IMT-GT semakin mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Jokowi juga mengharapkan negara-negara anggota IMT-GT lebih mengobarkan semangat kolaborasi untuk meningkatkan daya saing, konektivitas, pariwisata dan investasi.
“Saya yakin dengan kerja sama negara IMT-GT bisa mewujudkan visi menjadi segitiga emas pertumbuhan kawasan pada 2036 mendatang,” tambah Presiden.
Dalam rangka itu, Presiden Jokowi pun mengajak ketiga negara untuk terus meningkatkan daya saing, konektivitas pariwisata dan juga investasi.
“Mari kobarkan semangat kolaborasi khususnya dengan peningkatan daya saing, konektivitas pariwisata dan investasi untuk mencapai visi IMT-GT tahun 2026,” ujar Jokowi.
Pada kesempatan itu, Jokowi berharap di usianya yang ke-30 tahun, IMT-GT menjadi wadah kerja sama segitiga emas bagi 83 juta penduduk di tiga negara serta mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Mari terus kobarkan semangat kolaborasi khususnya dengan peningkatan daya saing, konektivitas, pariwisata, dan investasi untuk mencapai visi IMT-GT tahun 2036," ujar Jokowi.
Seperti diketahui, visi IMT-GT pada 2036 yaitu menjadikan kawasan IMT-GT sebagai kawasan terintegrasi, inovatif, inklusif, dan berkelanjutan di 2036.
Ada tiga fokus yang ingin diwujudkan melalui visi IMT-GT tahun 2036. Pertama, membangkitkan sektor pariwisata subkawasan. Dalam kesempatan KTT tiga negara Indonesia, Malaysia dan Thailand juga telah diluncurkan IMT-GT Visit Year 2023-2025.
Tujuannya adalah mendongkrak sektor pariwisata di subregion di Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang turun drastis hingga di atas 90 persen dalam dua tahun terakhir.
Kedua, mempercepat pembangunan hard dan soft infrastructure, yaitu infrastruktur fisik dan sumber daya manusia di mana keduanya tidak bisa dipisahkan, namun sebaliknya harus saling melengkapi.
Ketiga, mewujudkan ekonomi subkawasan yang hijau dan berkelanjutan. Menurut Jokowi, ekonomi hijau merupakan masa depan perekonomian ASEAN.
Oleh karena itu, Jokowi menekankan kerja sama tiga negara melalui IMT-GT harus diakselerasi untuk menyambut peluang masa depan dengan fokus pada: Pertama, infrastruktur, khususnya konektivitas, harus ditingkatkan.
"Kedua, branding yang inovatif harus diperkuat. Ketiga, pengembangan digital tourism untuk meningkatkan pelayanan," ujar Jokowi.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Elvira Inda Sari