Jeihan pernah menulis, “Moyang etika dan estetika adalah kejujuran”. Prinsip ini jelas mengingatkan kita pada sosok perupa yang dikaguminya, Sudjojono. Seperti diketahui, Sudjojono dalam berkesenian memiliki kredo “Jiwa Ketok”. Bahwa, seni adalah jiwa si seniman yang terlihat. Jiwa ketok ialah wujud kejujuran di dalam karya.