Indonesia.go.id - Festival Lembah Baliem sudah 30 Tahun

Festival Lembah Baliem sudah 30 Tahun

  • Administrator
  • Minggu, 18 Agustus 2019 | 21:18 WIB
KEBUDAYAAN
  Festival Budaya Lembah Baliem. Foto: Dok. FBLB

Usia Festival sudah termasuk tua, 30 tahun. Tapi Festival Lembah Baliem di Kabupaten Jaya Wijaya ini semakin memikat.

Sebuah pertunjukan drama musikal di alam terbuka dipandu koreografer Titov, dengan 500 performer menjadi suguhan pembuka acara Festival Budaya Lembah Baliem tahun ini. Diiringi musik yang membuat suasana menjadi hidup dan menegangkan. Berisi tarian, nyanyian, dan pertunjukan musik yang menceritakan kehidupan masyarakat Suku Hubula (Dani) Papua.

Ribuan orang menghadiri lapangan terbuka di Distrik Welesi sebagai pusat penyelenggaraan Festival Budaya Lembah Baliem 7-10 Agustus 2019 ini.  Festival Budaya Lembah Baliem yang dilaksanakan sejak 1989 hingga kini masih terus dilakukan. 30 tahun usia pagelaran budaya itu tanpa disadari memberi banyak dampak positif bagi Papua. Festival tersebut kini menjadi Ikon Pariwisata Papua di mata dunia. Ribuan wisatawan domestik dan asing hadir dan menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan mereka.

Usai pembukaan, 7 distrik menampilkan atraksi perang-perangan, karapan babi, dan bakar batu. Di samping itu ada pula kampung festival, kampus festival, dan pasar festival.

Pentas budaya yang digelar dalam festival ini, antara lain, berupa atraksi kolosal perang-perangan, tari-tarian tradisional (ethai), dan seni merias tubuh dengan ragam asesoris karya Suku Hubula, pertunjukan alat musik tradisional (pikon dan witawo), atraksi memasak tradisional (bakar batu), permainan anak (puradan dan sikoko), lempar sege, dan karapan babi.

Selain itu dalam festival ini  juga ditampilkan budaya Suku Hubula lainnya, misalnya, prosesi kelahiran, inisiasi atau pendewasaan, pernikahan, pekerjaan, dan kematian.

Festival Budaya Lembah Baliem disadari memberi banyak dampak positif bagi Pemerintah Daerah. Festival tersebut kini menjadi Ikon Pariwisata Papua di mata dunia, akibatnya city branding (promosi daerah) Kabupaten Jayawijaya dengan sendirinya terbentuk sebagai destinasi tujuan wisata favorit bagi turis baik domestik maupun mancanegara.

Festival Budaya Tertua di tanah Papua yang menampilkan jejak peradaban kehidupan nenek moyang Suku Hubula ini menjadi program rutin tahunan pemerintah daerah Kabupaten Jayawijaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang telah terdaftar dalam kalender event tahunan pariwisata nasional.

Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) bukan hanya memikat para wisatawan saja, tapi sekaligus menjadi cara untuk menjaga nilai budaya. Secara khusus, tentunya FBLB memiliki fungsi strategis yaitu mempromosikan Papua secara utuh.

Festival tahun ini juga diisi dengan pemecahan rekor MURI noken terpanjang, yakni sepanjang 30 meter. Noken adalah tas tradisional orang Papua yang terbuat dari anyaman dari benang kayu atau kulit pohon anggrek. Noken memiliki nilai budaya sangat tinggi bagi mereka. Nilai-nilai ini pun menarik bagi wisatawan. Sebagai sebuah karya, Noken pun dapat menjadi sebuah cinderamata yang keren untuk dibawa pulang. Dengan terus mendorong dan memperkenalkan Noken dapat menjadi nilai lebih untuk mengangkat perekonomian masyarakat.

Noken adalah brangkas dan gudang hidup orang Papua. Di mana di situ terdapat kekayaan peradaban yang membangun generasi Papua. Suku Hubula biasa pakai Su atau Noken. Su itu bagian hidup dari orang Baliem pada umumnya pada khususnya di pegunungan tengah. Kenapa Su disebut bagian hidup dari orang Baliem? Karena Su itu biasa dipakai sebagai pakaian adat bagi kaum perempuan. Di samping itu Su juga digunakan untuk keperluan adat. Dari mulai untuk mas kawin, hingga bayar kepala kalau ada pembunuhan.

Pada 2012, Noken bahkan telah tercantum dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Tak Benda, sebagai warisan budaya Indonesia.

Berikut sejumlah kegiatan kegiatan Festival Lembah Baliem 2019:

  • Rekor Muri: Pembuatan Noken Raksasa

Mengajak Mama-Mama Papua di Kabupaten Jayawijaya untuk membuat Noken Raksasa dengan tinggi 30 meter dengan panjang dan lebar menyesuaikan. Mengingat Noken adalah salah satu warisan budaya dunia menurut UNESCO, Noken Raksasa karya Mama Papua akan mudah mendapat tempat di Museum Rekor MURI.

  • Pasar Festival

Pasar Festival sebagai ajang gelar produk Budaya Suku Hubula, pamer karya dari masyarakat lokal dan paguyuban (fotografi, lukisan, kriya, kuliner) atau pihak terkait yang turut mendukung kegiatan.

  • Kampung Festival

Kampung Festival sebagai ajang bagi turis yang ingin mencoba melakukan aktivitas layaknya masyarakat di dalam perkampungan. Area ini akan digunakan untuk ragam atraksi budaya yang dapat dilakukan juga oleh turis (bakar batu, anyam noken, membuat koteka, tiup pikon, sikoko, puradan)

  • Kampus Festival

Kampus Festival sebagai ajang belajar bersama pakar dalam mengolah produk lokal secara maksimal. Papua memiliki banyak produk lokal yang sangat menarik untuk dipelajari dan dikembangkan. di Kampus Festival, kita akan mengeksplorasi kekayaan Papua bersama para ahli di sana.

  • Mengunjungi Danau Habema, Danau di Atas Awan

Wisatawan diajak mengunjungi Danau Habema bersama Bupati Jayawijaya pada 11 Agustus 2019. Danau Habema adalah danau yang terdapat di lembah baliem yang merupakan danau tertinggi di Indonesia, sehingga seringkali disebut juga danau di atas awan.  (E-2)