Indonesia.go.id - Ventilator Karya Anak Bangsa Siap Diproduksi Massal

Ventilator Karya Anak Bangsa Siap Diproduksi Massal

  • Administrator
  • Kamis, 25 Juni 2020 | 04:32 WIB
INOVASI
  Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam dikembangkan BPPT. Foto: ANTARA FOTO/ Novian Abri

Pandemi corona membuat otak-otak kreatif bekerja. Hanya dalam waktu tiga bulan, anak-anak bangsa bisa menghasilkan produk inovasi yang bermanfaat.

Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) meluncurkan produk inovasi buatan putra-putri bangsa. Inovasi ini merupakan respons atas Covid-19 yang sedang melanda dunia.

Inovasi ini merupakan bagian dari 57 produk inovatif yang pernah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei lalu. Kini lima jenis ventilator yang dikembangkan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 telah berhasil mengantongi Izin Edar dari Kementerian Kesehatan.

Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal. Bahkan beberapa sudah menghasilkan ratusan produk yang sudah dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien Covid-19.

“Bayangkan, riset dan inovasi yang biasanya di proposal dilakukan minimal dalam satu tahun anggaran, ini hanya dalam hitungan tiga bulan, sudah menghasilkan produk-produk inovasi yang berkualitas," kata Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Jumat (19/6/2020).

Keberhasilan ini, menurut Bambang, tak lepas dari kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama. “Adanya pandemi Covid-19 terbukti dapat menyatukan tekad dan semangat para inventor dan inovator dari kalangan pemerintah, akademisi, dan pihak swasta untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi pandemi bersama-sama,” kata Bambang.

Berikut lima jenis ventilator yang sudah siap diproduksi massal itu:

1. BPPT3S-LEN

Ventilator berbasis ambu bag dan cam dikembangkan BPPT bersama PT LEN. BPPT3S-LEN telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.

2. GERLIP HFNC-01

Ventilantor ini dikembangkan LIPI bekerja sama dengan PT Gerlink Utama Mandiri. Penggunaan jenis ventilator High Flow Nasal Cannula (HFNC) untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive dengan cara memberikan terapi oksigen beraliran tinggi dan sampai saat ini sudah diproduksi lima unit.

GERLIP HFNC-01 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020951.

3. Vent-I Origin

Vent-I merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Unpad dan ITB. Vent-I telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020696.

Hingga Jumat (19/6/2020) sebanyak 139 unit Vent-I produksi pertama yang telah didistribusikan kepada RS yg membutuhkan. Sementara itu, total target produksi Vent-I sekitar 800-900 unit.

4. COVENT-20

Covent-20 merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.

COVENT-20 mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat. COVENT-20 memiliki dua mode operasi yaitu mode Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan Continuous Mandatory Ventilation (CMV).

Mode Ventilasi CPAP dioperasikan ketika kondisi pasien masih sadar. Alat ini untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien, sedangkan Mode CMV dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernafasannya untuk mengambil alih fungsi pernafasan pasien.

Kedua mode tersebut dapat digunakan pada saat pasien berada di rumah maupun dalam perjalanan (di mobil ambulans), namun tidak digunakan di ruang isolasi.

COVENT-20 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES AKD 20403021003 dan telah diproduksi sekitar 300 unit oleh beberapa mitra Produsen Alat Kesehatan (Alkes), di antaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT PINDAD, serta dikalibrasi oleh beberapa mitra Perusahaan Kalibrasi Alkes.

5. DHARCOV-23S

Ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S. Ventilator ini  dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI AKD 20403020892. Pada saat ini (19/6/2020), Dharcov-23S telah memasuki fase produksi massal.

Total unit dalam batch pertama yang akan diproduksi adalah sebanyak 200 unit ventilator, sampai dengan 19 Juni 2020 telah selesai diproduksi dan terkalibrasi sebanyak 100 unit, sedangkan sisanya akan selesai pada akhir minggu ketiga Juni 2020.

Selain kelima ventilator tersebut, BPPT bekerja sama dengan PT Polijaya juga sedang mengembangkan BPPT3S-Poly yang masih dalam uji sertifikasi.

Khusus Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Toyota dan industri lokal, mengembangkan tiga jenis ventilator, yakni versi fully featured ventilator (high end), versi low cost dan versi ambu bag conversion.

Selain itu, ITS melalui Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS telah menciptakan simple and low-cost mechanical ventilator atau robot ventilator.

 

 

 

Penulis: Fajar WH
Editor: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini