Namun, semenjak tahun 2017 lalu, Kini, ada sebuah lokasi wisata baru dan unik yang baru hadir di Yogyakarta. Lokasi wisata ini berada di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nama lokasi wisata ini adalah Kampung Mataraman.
Mungkin kita akan bertanya, lokasi wisata seperti apakah Kampung Mataraman ini. Okei, mari kita memulai ceritanya ya!
Kampung Mataraman ini, merupakan lokasi wisata dengan nuansa Desa. Itu sudah jelas dari namanya yang ada "Kampung" atau "Kampoeng".
Konsep dari Kampung Mataraman ini, sebenarnya merupakan tempat makan. Iya tempat makan. Tapi jangan berharap ini konsep tempat makan berupa restoran mewah meskipun tradisional. Jelas tidak!
Memasuki Kampung Mataraman ini kita akan melewati sebuah jembatan. Jembatan dengan nuansa "ndeso" atau pedesaan. Ada sebuah saluran air kecil dengan air nan jernih.
Eits, saya lupa. Di bagian depan dari Kampung Mataraman ini ada semacam gapura dan gerbang masuk yang unik. Terbuat dari Bambu.
Usai meniti jembatan, ada semacam jalan masuk unik yang juga seperti beratap bambu. Instagrammable atau lokasinfoto yang bagus untuk postingan di instagran lah pokoknya.
Ketika kita sampai di lokasi utama dari Kampung Mataraman, kita akan bertemu dengan seuumlah bangunan. Apa saja bangunan utama ini?
Ada yang namanya "limasan" atau semacam hall dengan nuansa tempo dulu, rumah joglo yang masih berbentuk asli, tanpa modifikasi. Limasan ini bisa menjadi tempat kita menggelar pertemuan semisal arisan atau reunian. Duduknya? Lesehan.
Di sebelah limasan ada tiga bangunan berjejer. Bangunannya masih asli Jawa juga. Yang paling depan adalah warung makan. Tempat kita membeli atau memesan makanan. Nah, di sebelahnya lagi atau yang berada di tengah-tengah adalah dapur tempat memasak.
Di dapur ini tempat menyimpan sayuran, bahan masak dan juga tempat para ibu-ibu dan warga desa lainnya menyiapkan masakan. Cara menyiapkan masih tradisional. Masih menggunakan arang, dan kalau darurat ya tetap pakai kompor juga sih sebenarnya.
DI bagian sebelahnya lagi, adalah tempat yang akan dipakai sebagai kantor atau tempat untuk mengelola kantor ini.
Semakin kita masuk ke dalam, nuansa desanya akan semakin terasa. Ada kolam ikan dengan jembatan bambunya. Tidak hanya itu, jalan di bagian dalam Kampung Mataraman ini, masih terbuat dari batu alam. Keren sekali memang tempatnya. Nuansa desanya sangat terasa dengan lingkungan asri.
Apa yang menjadi daya tarik dari Kampung Mataraman ini selain lokasinya yang masih benar-benar bercirikan desa yang asli? Yang menarik perhatian saya dari Kampung Mataraman ini adalah pembangunannya yang menggunakan dana desa melalui Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes Panggung Lestari.
Semenjak tahun 2014 lalu, atau sudah tiga tahun, Undang-undang Desa mulai diberlakukan. Salah satu guna dari Undang-undang Desa ini adalah untuk memajukan pedesaan.
Melalui Badan Usaha Milik Desa atau Bumdes, dana desa kemudian dimanfaatkaan untuk pemberdayaan masyarakat desa. Salah satunya dengan membangun kawasan wisata seperti Kampung Mataraman ini.
Kampung Mataraman ini sendiri, memanfaatkan tanah kas desa seluas enam hektare. Sangat luas. Dan yang kerennya lagi adalah, yang bekerja di Kampung yang mengambil konsep desa di era kerajaan Mataram ini, adalah warga setempat atau warga Desa Panggung Harjo.
Ibu Poni dan Ibu Temu yang saya temui di Kampung Mataraman ini bercerita kepada saya, sebelum bekerja di Kampung Mataraman, mereka bekerja di tempat lain. Mereka kemudian beralih ke Kampung Mataraman karena memang kampung Mataraman ini untuk memberdayakan masyarakat setempat.
Mulai dari memasak, menyajikan makanan hingga merawat Kampung Mataraman ini dilakukan oleh Warga Desa Panggungharjo. Tidak ada warga lain.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi atau Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo mengatakan, Kampung Mataraman ini merupakan salah satu hasil kreasi masyarakat desa menjadi Produk Unggulan Kawasan Pedesaan atau Prukades. (K-TB)