Indonesia.go.id - Satgas Covid-19 dan Efek Bola Pingpong

Satgas Covid-19 dan Efek Bola Pingpong

  • Administrator
  • Selasa, 25 Mei 2021 | 12:05 WIB
COVID-19
  Petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan mengangkut peralatan medis di rumah sehat COVID-19 wisma atlet tower 8, Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (12/5/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Arus mudik lebaran berpotensi mengakibatkan efek penularan bolak-balik seperti bola pingpong. Pemeriksaan masih dilakukan pada jalur penyeberangan dari Sumatra ke Jawa.

Sedia payung sebelum hujan. Mengantisipasi lonjakan Covid-19, Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan membuka kembali Wisma Atlet di Kawasan Jakabaring, Palembang. Tower 8 tampak rapi dan bersih. Delapan  perawat siaga 24 jam di bawah supervisi empat dokter ahli dengan segala perkakas, obat-obatan dan logistik untuk perawatan pasien ringan.

‘’Ini rumah sehat, bukan rumah sakit. Sudah siap  beroperasi, tapi mudah-mudahan orang  tak perlu datang kemari,’’ ujar Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, saat meninjau Wisma Atlet Jakabaring, Kamis (12/5/21). Bangunan empat lantai Tower 8 yang sudah dioperasikan itu memiliki 64 unit ruang rawat, masing-masing dengan tiga tempat tidur. Sebuah mobil  ambulans siap 24 jam.

Memasuki awal Mei 2021, tingkat keterisian ruang rawat pasien Covid-19 di Sumsel terus meningkat. Dinas Kesehatan Sumsel mencatat, dari 1.560 tempat tidur yang disediakan bagi  pasien Covid-19 di 56 rumah sakit di seluruh kabupaten kota, telah terisi sebanyak 56 persen (882 unit). Tempat tidur untuk pada ruang ICU terisi 58 unit (46 persen) dari 126 unit yang tersedia.

Di Kota Palembang beberapa rumah sakit bahkan telah melampaui keterisian 80 persen. RS Charitas mencatat bed occupancy rate (BOR) 81 persen, RS Siti Khadijah 82 persen, bahkan  RS Pelabuhan 84 persen. Di luar Kota Palembang, yang mencapai BOR tinggi  adalah  RSUD Ogan Komering Ulu Timur yakni 88 persen.

Lonjakan pasien di Sumsel itu seiring dengan meningkatnya insidensi Covid-19 di semua provinsi di Sumatra, termasuk Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.  Kenaikan yang  signifikan terjadi sejak April 2021. Dalam catatan Satgas Nasional Covid-19, per  pertengahan Mei 2021 kontribusi sepuluh provinsi di Sumatra telah mencapai 27,2 persen terhadap angka nasional kasus aktif Covid-19. Ada peningkatan signifikan dan Sumatra berpotensi menjadi episentrum baru.

Arus mudik lebaran dikhawatirkan memicu munculnya ekskalasi lonjakan Covid-19 secara nasional.  Betapa tidak. Pada kurun 22 April--14 Mei 2021, Satgas Covid-19 mencatat setidaknya ada 440.000 pemudik menyeberang Selat Sunda, dari Pelabuhan  Merak ke Bakauheni, menuju berbagai daerah di Sumatra. Jumlah itu bisa menjadi lebih besar bila dihitung dengan mereka yang menyeberang di awal-awal Ramadan atau bahkan sebelumnya.

Seperti terbukti dalam pemeriksaan di sepanjang jalan, sebagian pemudik positif Covid-19. Mereka berpotensi menambah transmisi virus yang sudah melaju dalam kecepatan tinggi sejak April. Pendek kata, eskalasi Covid-19 yang tinggi di Sumatra tidak terlepas dari transmisi virus dari Jawa, karena tingginya mobilitas orang menyeberang di antara kedua pulau, baik melalui jalur laut, darat, maupun udara.

Menjelang akhir Ramadan, insidensi Covid-19 di Jawa relatif melandai. BOR rata-rata bagi pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Jawa rata-rata di bawah 40 persen, bahkan di banyak daerah di bawah 30 persen. Arus balik para pemudik inilah yang dikhawatirkan akan kembali memicu lonjakan di Jawa. Bila tak dibendung secara ketat, efek saling tular semacam itu tak kan terputus. 

Dalam pernyataan yang disampaikan melalui Youtube, Sabtu (15/5/2021), Ketua Satgas Covid-19 Letjen Doni Monardo menyebut bahwa fenomena baku tular yang berlaku bolak-balik  itu sebagai fenomena bola pingpong. Lantaran itulah, Doni berharap, upaya pemerintah menerapkan penyekatan atas arus balik mudik didukung semua pihak, supaya lonjakan kasus Covid-19 tak terus-terusan berpindah-pindah antarwilayah.

"Kita tak ingin teori bola pingpong ini terjadi. Maka, upaya pemerintah melakukan penyekatan kita harapkan  bisa berhasil," ujar Doni.

Di lapangan, langkah penyekatan mengacu ke Surat Edaran (SE) Menteri Perhubungan nomor 13/2021 dengan adendumnya. Ketentuan itu yang menjadi dasar hukum  pengetatan mobilitas masyarakat mulai 22 April hingga 5 Mei 2021, pelarangan mudik 6--17 Mei, dan berlanjut dengan  pengetatan perjalanan 16--24 Mei 2021.

Kembali ke Pengetatan

Pengetatan pun kembali diberlakukan pada Selasa 18 Mei  2021. Sesuai arahan Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo, mobilitas masyarakat dari Sumatra ke Jawa menjadi target pengetatan. Petugas gabungan memeriksa 2.753 pelaku perjalanan di rest area km 172-B, 87-B, dan 20-B yang mengarah ke Bakauheni serta di kawasan Pelabuhan Bakauheni. Hasilnya, 11 orang terdeteksi reaktif.

Mereka tidak diizinkan melanjutkan perjalanan. Pilihannya ialah balik arah atau menjalani isolasi di lokasi yang telah disediakan satgas. Petugas gabungan juga melakukan pemeriksaan kepada mobil-mobil yang  melintas ke arah Jawa. Dari 6.914 mobil yang di-skrining itu, ada 725 unit yang diminta putar balik. Mereka tak membawa surat keterangan resmi tidak terinfeksi Covid-19, yang berbasis  pada swab tes antigen atau PCR dalam 24 jam terakhir.

Untuk memperkuat pemeriksaan di sekitar Bakauheni, Doni Monardo telah mengirim 200.000 unit test kit ke Lampung. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung sendiri punya stok 12.000 unit, ditambah pula 50.000 stok  BPKP Jakarta yang dialihkan ke Lampung. ‘’Untuk sementara, saya kira itu cukup memadai,’’ ujar Doni Monardo.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pun telah menginstruksikan ke seluruh rumah sakit di wilayahnya agar  melakukan perawatan dan isolasi bagi pelaku perjalanan yang terinfeksi dan mengalami gejala sedang atau berat akibat infeksi Covid-19. Pemerintah Provinsi Lampung  juga menyiapkan fasilitas akomodasi milik daerah (wisma) juga rumah susun untuk keperluan isolasi bagi mereka.

Bila masih kurang,  pemerintah pusat melalui Satgas Covid-19 siap membantu daerah menyiapkan losmen atau hotel untuk keperluan isolasi bagi para pelaku perjalanan yang dalam skrining petugas terbukti reaktif terhadap tes cepat antigen. Utamanya, yang tak bergejala atau bergejala ringan.

Tindakan pengetatan itu tak hanya berlaku pada kendaraan yang mengarah ke Jawa. Gerak lintas antarprovinsi juga dibatasi di delapan provinsi se-Sumatra. Tim gabungan dari Provinsi Aceh memeriksa pelaku perjalanan dari Sumatra Utara. Begitu sebaliknya.

Di  Kabupaten Aceh Tenggara, petugas melakukan tes usap antigen kepada 25 pelaku perjalanan dari arah Langkat (Sumatra Utara) dan menemukan 1 orang reaktif, yang kemudian tak diizinkan melanjutkan perjalanan. Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru bahkan akan memperpanjang masa pengetatan sampai 31 Mei 2021. Semua kendaraan yang masuk ke Sumsel akan  diperiksa dan para pelaku perjalanan diminta menyiapkan dokumen bebas Covid-19. Bahkan, warga Sumsel sendiri yang akan  masuk Palembang pun  akan di-skrining. ‘’Tentu akan membuat perjalanan tidak nyaman, tapi langkah ini untuk melindungi kita semua,’’  kata Herman Deru.    

Tidak hanya di wilayah Sumatra dan Jawa, di mana pergerakan orang selama mudik Idulfitri 2021 amat tinggi, Doni Monardo juga berharap teori bola pingpong tak terjadi di wilayah lainnya.  Salah satu yang menjadi sorotan adalah Kalimantan Barat yang beberapa bulan terakhir ini menerima banyak pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia. Sebagian PMI ini berpotensi membawa virus corona, termasuk varian baru B-117 asal Inggris dan B-1617 asal India.

Maka, Doni Monardo pun menegaskan, pengetatan dan penyekatan akan dilakukan di berbagai lokasi, sesuai dengan potensi transmisi yang mungkin timbul.

 


Penulis : Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari