Lonjakan kasus membuat BOR RS rujukan Covid-19 di Jakarta melonjak ke level 71 persen. Target vaksinasi di DKI 7,5 juta orang per akhir Agustus. Rusun Nagrak disiapkan untuk isolasi.
Pandemi Covid-19 masih jauh dari kata usai. Bahkan, seperti yang telah diperkirakan, dampak libur lebaran terus memberikan efek lonjakan. Di DKI Jakarta, pada satu hari, yakni Selasa (15/6/2021) tercatat ada 1.502 kasus baru. Dengan demikian pada hari itu ada 19.244 kasus aktif Covid-19, melonjak hampir dua kali lipat dalam dua minggu.
Lonjakan kasus aktif itu dipicu oleh penambahan kasus baru harian yang belakangan terus bergerak di atas 2.000, bahkan di atas 2.700 pada 13 Juni lalu. Kasus aktif merupakan pengurangan kasus positif dengan angka kesembuhan harian. Walhasil, dengan 19.244 kasus aktif, semua fasilitas kesehatan (faskes), yakni rumah sakit (RS) rujukan di DKI Jakarta kebanjiran pasien, termasuk rumah sakit darurat (RSD) Wisma Atlet di Kemayoran.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, bed occupancy rate (BOR) di ruang rawat isolasi di semua faskes rujukan pun meningkat, dari 33 persen pada 31 Mei menjadi 78 persen di 14 Juni 2021. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi itu sendiri ada 7.341 unit. “Sebanyak 25 persen diisi oleh pasien dari luar DKI Jakarta,” kata dokter Widyastuti, dalam keterangan resminya.
Kondisi ruang rawat intensif (intensive care unit/ICU) mengalami tekanan serupa. Pasien dengan gejala berat terus saja mengalir. Dari 1.086 ruang ICU yang tersedia di seluruh DKI, 71 persen telah terisi. Pada saat yang sama, RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran kebanjiran ratusan pasien setiap harinya. Dari 5.960 unit tempat tidur yang ada, 85 persen telah terisi.
Mengantisipasi lonjakan akan terus terjadi, 2.000 unit bed tambahan telah didistribusikan ke tower-tower perawatan. Satu tempat tidur ekstra ditambahkan ke unit-unit ruang isolasi yang sebelumnya berisi dua tempat tidur. Sekitar 2.200 tenaga kesehatan (nakes) mengawal RSD Kemayoran.
Dalam apel siaga Covid-19 di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (13/6/2021) malam, Gubernur Anies Baswedan menyebut bahwa Jakarta sedang memasuki masa genting. “Ini peringatan pada kita semua, mari kita berjaga, mari kita kembali lebih disiplin. Saya ingin ingatkan kepada semuanya, kita masih di masa pandemi, usahakan tetap di rumah,” seru Gubernur Anies, seraya menekankan bahwa yang berjangkit kini adalah varian baru Covid-19 yang lebih kuat laju penularannya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam keterangan pers, Selasa (15/6/2021), mengungkapkan bahwa varian Delta B-1617.2 (asal India) telah terkonfirmasi mendominasi sebaran infeksi Covid-19 di DKI Jakarta, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Bangkalan Madura. “Varian Delta ini menular lebih cepat, meskipun tidak lebih mematikan,”kata Menkes Budi Gunadi.
Dalam catatan Satgas Covid-19 nasional, lima kota administratif DKI, yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan, merupakan lima dari 11 daerah yang mengalami lonjakan paling berat. Wilayah lainnya adalah Kota Bekasi, Depok, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Kudus, Demak, Kota Semarang,dan Kabupaten Bangkalan di Madura.
Di DKI Jakarta, serangan Covid-19 ini menyebar hampir merata pada semua wilayah kota. Dari 267 kelurahan yang ada, 264 di antara mencatat kasus aktif. Beberapa kelurahan yang padat penduduk kembali membukukan kasus aktif dalam jumlah yang cukup gawat. Kelurahan Kapuk dengan 279 kasus aktif, Cengkareng Timur 202 kasus, Lubang Buaya 196 kasus, Duri Kosambi 170 kasus, dan Kebon Jeruk 170 kasus.
Begitu merata sebaran infeksi di DKI sehingga sulit diidentifikasi lagi klaster awalnya. Ada klaster arisan, klaster halalbihalal, klaster keluarga musik, klaster tempat wisata, dan banyak lainnya. ‘’Semua itu umumnya akibat mobilitas dan aktivitas berkerumun di libur lebaran bulan lalu. Yang kritikal adalah acara makan bersama, karena semua membuka masker,” begitu penjelasan Menkes Budi Gunadi. Dari klaster-klaster itu infeksi menyebar luas.
Secara umum, menurut Menkes Budi Gunadi, langkah penanggulangannya adalah kembali kepada tiga langkah baku. Pertama, ialah langkah tracing, testing, dan treatment (3T). Langkah berikutnya penegakan prokes di semua lini dengan dukungan posko-posko Satgas Covid di kelurahan dan desa. Untuk mendukung penegakan prokes, pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro pada 15--28 Juni 2021. Langkah ketiga, percepatan vaksinasi.
Khusus untuk DKI, surveilans untuk tracing sudah cukup tinggi. Setiap hari, ada 13--18 ribu spesimen swab diperiksa dan menghasilkan positivity rate harian 23--31 persen di hari-hari belakangan ini. Ada lonjakan signifikan, dibanding akhir Mei lalu dengan positivity rate kasus harian di DKI yang masih bertengger di angka sekitar 10--11 persen.
Capaian vaksinasi di DKI Jakarta juga sudah termasuk tinggi, dengan 1,87 juta penerima dua dosis (genap) suntikan vaksin, atau 62 persen dari target vaksinasi tahap 1 dan 2. Adapun vaksinasi pada tahap 1 dan 2 itu menargetkan 3 juta orang, yang meliputi nakes, lansia, dan pekerja serta petugas yang langsung melayani masyarakat secara tatap muka.
Menanggapi lonjakan pandemi di DKI itu, Presiden Joko Widodo pun memanggil Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida) Jakarta di Istana Kepresidenan, Selasa (15/6/2021). Di antara mereka tampak Gubernur Anies Baswedan bersama Pangdam Jaya, Kapolda Metro Jaya, para wali kota se-DKI, Dandim, dan Kapolres. Presiden Jokowi menginstruksikan percepatan vaksinasi dan peningkatan ketaatan warga dalam pelaksanaan prokes.
Kepada Forkopimda DKI, Presiden meminta agar sebanyak 7,5 juta dari 10,5 juta penduduk DKI telah memperoleh vaksin lengkap di akhir Agustus nanti. Presiden Jokowi juga meminta agar ketaatan warga DKI mengenakan masker bisa ditingkatkan dari 78 persen menjadi 95 persen. “Karena itulah, Presiden Jokowi meminta anggota Forkopimda lebih banyak di lapangan,” ujar Ketua DRPD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang ikut dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta kini mulai ngebut melakukan vaksinasi, termasuk secara pararel masuk ke tahap 3, yakni layanan vaksinasi ke masyarakat umum ber-KTP DKI dan berusia di atas 18 tahun. Untuk mengantisipasi lonjakan lebih lanjut, Pemprov DKI juga menyiapkan rumah susun (rusun) di Nagrak, Cilincing, untuk menampung kebutuhan isolasi bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari