Indonesia.go.id - Stabil di Tengah Dunia Tak Stabil

Stabil di Tengah Dunia Tak Stabil

  • Administrator
  • Rabu, 31 Oktober 2018 | 10:23 WIB
PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi dunia boleh bergejolak, tapi kemampuan tim ekonomi dan fokus pada kerja tampaknya bisa diandalkan. Sisi supply dan demand dikelola sehingga melahirkan output maksimal. 

Empat tahun belakangan, ekonomi Indonesia bergerak dalam titik keseimbangan yang pas. Lihat saja, meski banyak ketidakpastian eksternal, pertumbuhan ekonomi Indonesia ajeg di kisaran 5%. Sebuah pertumbuhan yang lumayan tinggi apabila dilihat dari kacamata ekonomi dunia yang sedang menghadapi perang dingin, juga disertai dengan pemerataan.

Indeks rasio gini sebagai pengukur pemerataan kesejahteraan terus menurun. Pada Maret 2018 rasio gini Indonesia tercatat 0,389. Padahal pada 2014 angka itu masih tertengger di posisi 0,414. Penurunan itu menunjukan makin kecilnya jurang kesejahteraan antarpenduduk.

Angka itu diperkirakan akan semakin mengecil di masa yang akan datang. Sebab pemerintah pada empat tahun terakhir gencar membangun infrastruktur sampai ke pelosok. Ketika imbas ekonomi dari pembangunan infrastruktur mulai dirasakan masyarakat pelosok otomatis akan tercipta sentra-sentra ekonomi baru dalam masyarakat.

Sentra-sentra ekonomi ini dengan sendirinya memberikan manfaat berupa penambahan peluang kerja sampai penurunan angka kemiskinan. Bahkan ketika proses pembangunan infrastruktur yang dampaknya lebih jangka panjang saja, pemerintah tetap mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.

Baru dalam sejarah angka kemiskinan Indonesia turun sampai satu digit, yaitu 9,8%. Artinya penduduk yang dianggap miskin tidak sampai 10% dari total.

Kemampuan menekannya angka inflasi adalah salah satu komponen keberhasilan yang berimbas pada penekanan angka kemiskinan. Ketika harga-harga di pasar stabil, masyarakat dengan nyaman mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya.

Harus diakui, angka inflasi empat tahun terakhir angkanya tidak pernah lebih dari 4%. Bahkan September 2018 angka inflasi berada dalam posisi 2,8%. Bagi masyarakat kombinasi antara pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inflasi yang terjaga merupakan sebuah berkah.

Ada pertumbuhan yang terus bergerak sementara rata-rata harga tidak banyak berubah. Pada sisi tenaga kerja terbuka sekitar 8,7 juta lapangan pekerjaan dalam masa pemerintahan sekarang. Jumlah itu tampaknya melebihi target dari proyeksi 2 juta lapangan pekerjaan setiap tahun. Masih ada setahun pemerintahan yang akan dijalankan sebelum proses elektoral Pemilu. Artinya target 10 juta lapangan pekerjaan selama lima tahun diprediksi terlampaui.

Kemampuan menjaga sisi supply dan demand sebagai penguat pondasi ekonomi Indonesia disebabkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran negara. Utang, misalnya, diarahkan untuk sektor-sektor produktif seperti pembangunan infrastruktur dan prasarana yang berdampak pada putaran ekonomi.

Pembangunan infrastruktur yang digenjot sampai ke pelosok dan wilayah terpencil pada masa yang akan datang akan menjadi pondasi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Artinya, proses transformasi ekonomi tidak lagi mengandalkan perpindahan masyarakat dari pertanian ke dunia industri.

Tetapi ketika infrastruktur sudah merambah sampai ke titik-titik terpencil, termasuk makin baiknya infrastruktur yang mendorong sektor pertanian, yang terjadi adalah perubahan pertanian tradisional menjadi pertanian modern.

Industri pertanian diperkirakan akan semakin bertumbuh memberikan dampak pada kesejahteraan petani. Sementara itu, tata kelola sektor perikanan yang memikirkan sisi keberlangsungan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kehidupan nelayan.

Dunia memang sedang penuh ketidakpastian. Banyak negara mengalami masalah akibat gejolak nilai tukar mata uang dan perang dagang antara dua raksasa ekonomi, AS dan China. Di tengah kondisi seperti Indonesia menunjukkan kualitas pertumbuhan yang bisa dijadikan contoh.

Tidak salah jika direktur IMF Christine Lagarde memberikan pujian pada ekonomi Indonesia. Dia memberikan apresiasi pada keberhasilan pemerintah mengelola postur ekonomi sehingga mampu bertahan dan bahkan terus tumbuh di tengah himpitan.