Terminal Wisata Seruni Point di kawasan Bromo akan diintegrasikan dengan jembatan gantung kaca. Pembangunannya ditargetkan selesai di akhir September 2022.
Kawasan wisata Bromo tengah dibenahi. Kelak, wisatawan bisa menikmati sensasi andrenalin berdiri di atas jembatan gantung kaca. Selain itu, area parkir di Seruni Point pun akan dirombak agar tak lagi mengundang kemacetan.
Kawasan wisata Bromo-Tengger-Semeru telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan pemerintah. Landasan aturannya adalah Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020.
Pembangunan Terminal Wisata Seruni Point dilatarbelakangi oleh banyaknya keluhan wisatawan akan minimnya toilet di kawasan Bromo dan seringnya terjadi kemacetan panjang di jalur Bromo saat musim liburan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu. Penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk akan dilakukan lewat sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
“Untuk kawasan pariwisata, pertama yang harus diperbaiki adalah infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul. Prinsipnya adalah mengubah wajah kawasan dengan cepat, terpadu, dan memberikan dampak bagi ekonomi lokal dan nasional,” kata Menteri Basuki dalam siaran persnya.
Pembangunan Terminal Wisata Seruni Point dikerjakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR. Pembangunannya dilakukan di kawasan seluas 1,75 hektare dengan anggaran Rp31,17 miliar.
Penataan Seruni Point meliputi pembangunan area parkir, bangunan multifungsi untuk restoran, commercial-rest area, souvenir shop, toilet, musala, jalur pengunjung, bangunan tiket, serta amphitheater yang mendukung kegiatan seni dan budaya lokal. Penataan ruang publik Seruni Point memperhatikan karakteristik dan kearifan lokal budaya Suku Tengger, salah satunya dengan menerapkan konsep Tiga Bentar pada area kedatangan.
Terminal wisata Seruni Point nantinya akan terintegrasi dengan jembatan gantung kaca tipe suspended-cable pertama di Indonesia. Jembatan ini saat ini juga tengah dibangun di kawasan tersebut.
Jembatan kaca untuk pejalan kaki itu akan membentang sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter pada bentang utama dan 3 meter pada bagian awal dan tengah bentang, berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter. Sistem struktur lantai/deck jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass) yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih, yang direkatkan satu sama lain dengan menggunakan satu atau lebih lapisan laminasi (interlayer) dengan total ketebalan 25,55 mm.
Struktur jembatan ini dilengkapi double protection steel, berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat. Jembatan yang dibangun dengan tipe suspended cable itu mulai dikerjakan pada akhir September 2021 dan ditargetkan selesai pada akhir September 2022.
Hingga kini, progres fisik pekerjaan sudah mencapai kurang lebih 50%. Pembangunannya bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), karena melintasi kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo sebagai penyedia lahan untuk salah satu kaki jembatan.
Kehadiran jembatan kaca ini menjadi destinasi wisata adrenalin. Jembatan menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan shuttle area. Pemandangannya adalah Gunung Bromo, Gunung Batok, dan Gunung Semeru. Jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur PUPR dilakukan secara terpadu. Demi, menunjang pengembangan kawasan strategis nasional, termasuk pariwisata, lumbung pangan, industri, perdesaan dan perkotaan metropolitan.
Sektor pariwisata memang dipercaya menjadi salah satu lokomotif penggerak perekonomian nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, pada 2021 terjadi peningkatan devisa pariwisata sebesar 4% dibandingkan 2020.
“Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur,” jelas Menteri Basuki.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari