Indonesia.go.id - Istana Amantubillah Jejak Kerajaan Islam di Mempawah

Istana Amantubillah Jejak Kerajaan Islam di Mempawah

  • Administrator
  • Minggu, 12 Maret 2023 | 20:53 WIB
PARIWISATA
  Istana Amantubillah berdiri kokoh di Desa Pulau Pedalaman, Kecamatan Mempawah Timur, Kalimantan Barat. INDONESIA KAYA
Berwisata sejarah kesultanan Islam di Kalimantan Barat bukanlah hal yang sulit. Jika hendak mengunjungi Kesultanan Mempawah, pelancong dapat bergerak menuju utara dari Kota Pontianak.

Malam telah tiba dengan siluet merah jingga yang masih tersisa di atas Istana Amantubillah, Mempawah, Kalimantan Barat. Saat malam tiba dan cahaya lampu yang berpendar, Istana Amantubillah terlihat gagah dengan nuansa warna hijau pekat.

Pada Kamis (9/2/2023), terlihat ada keramaian di seputaran istana itu. Rupanya pihak kerabat keraton Mempawah mendapat tamu istimewa, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.

Pihak kerabat keraton Mempawah menyambut sukacita kedatangan Menparekraf, termasuk Raja Muda Mempawah Wirabuana Muhammad Hafidz Adinugraha, yang menanti di singgasana Istana Amantubillah.

Setelah prosesi penyambutan selesai, tarian selamat datang pun tersajikan. Selain sajian tarian, sebelum Menparekraf menginjakkan kaki di dalam Istana Amantubillah, kumandang Selawat Nabi Muhammad SAW dikumandangkan oleh kerabat keraton yang diwakili Raja Muda Mempawah Wirabuana Muhammad Hafidz Adinugraha.

Nama Istana Amantubillah diambil dari Bahasa Arab yang memiliki arti "aku beriman kepada Allah". Ketika hendak memasuki areal itu, pengunjung akan menemukan tulisan "Mempawah Harus Maju, Maju dengan Adat" di gerbang istana.

Seperti halnya kebanyakan kerajaan Islam di sepanjang pesisir Kalimantan Barat, Kesultanan Mempawah pun memiliki hubungan kekerabatan dengan kesultanan Pontianak. Konon, Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri kesultanan Pontianak, adalah putra ulama dari Kesultanan Mempawah. Kesultanan itu juga masih berkerabat dengan Kesultanan Sambas dan kesultanan di Brunei Darussalam.

Bagi pelancong, melakukan kegiatan wisata sejarah kesultanan Islam di Kalimantan Barat bukanlah hal yang sulit. Jika hendak mengunjungi Kesultanan Mempawah, pelancong dapat bergerak menuju utara dari Kota Pontianak. Jarak tempuh dari Kota Pontianak menuju Mempawah sekitar 76 kilometer (km), dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam.

Bila sudah sampai Mempawah, wisatawan pun dengan mudah menemukan ikon wisata kota itu, yakni Istana Amantubillah. Lokasi Istana Amantubillah itu tepatnya berada di Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, istana yang dibangun pada masa Pemerintahan Gusti Jamiril itu merupakan keraton dari Kerajaan Mempawah. Pemerintahan Gusti Jamiril yang memiliki gelar Panembahan Adi Wijaya Kesuma (1761–1787) itu merupakan sultan ke-3 di Kesultanan Mempawah.

Di sela-sela kunjungan ke Istana Amantubillah, Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa bangunan tersebut merupakan destinasi wisata budaya yang jadi daya tarik Kabupaten Mempawah. "Mempawah memiliki potensi (wisata) berbasis adat, budaya, maupun juga kearifan lokal dan ekonomi kreatif kekinian," kata Sandiaga.

Pada kesempatan itu, Sandi Uno juga dianugerahi gelar kehormatan oleh Raja Mempawah Pangeran Ratu Mulawangsa, yaitu Pangeran Matayasa Wangsa.

 

Buka Lapangan Kerja

Berkaitan dengan pengembangan wisata budaya di Mempawah, Sandiaga Uno meyakini, hal itu bisa sekaligus membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Itulah sebabnya, pihaknya berjanji mendorong penguatan pengembangan wisata dan ekonomi kreatif berbasis komunitas di Mempawah.

Oleh karena itu, Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Kalbar, Pemerintah Kabupaten Mempawah, Kesultanan Mempawah, dan pihak-pihak terkait dalam melestarikan nilai tradisi dan budaya yang menjadi daya tarik wisata di Mempawah.

Sandiaga juga mengatakan, pihaknya akan mendorong pengembangan potensi melalui program-program yang ada di Kemenparekraf. Antara lain, melalui Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif, serta penguatan infrastruktur wisata dengan dana alokasi khusus (DAK). "Jadi nanti ini akan kita koordinasikan dengan pemerintah kabupaten dan provinsi," pungkasnya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari