Indonesia.go.id - Perpaduan Osing dan Teknologi di Kaki Gunung Ijen

Perpaduan Osing dan Teknologi di Kaki Gunung Ijen

  • Administrator
  • Sabtu, 2 September 2023 | 16:04 WIB
PARIWISATA
  Masyarakat Osing ketika melakukan tradisi Ider Bumi dalam menyambut hari lebaran. KEMENTERIAN PMK
Revitalisasi Agrowisata Tamansuruh, Banyuwangi, yang terletak di kaki Gunung Ijen, tuntas sudah. Perpaduan antara budaya Osing dan teknologi pun mampu menjadi magnet baru bagi wisatawan.

Banyuwangi dan Osing bak dua hal yang tak terpisahkan. Banyuwangi adalah Osing. Osing adalah Banyuwangi.

Suku Osing memang merupakan suku asli Banyuwangi yang hingga kini masih memegang erat budaya dan tradisi mereka. Kini, mereka terkonsentrasi di sejumlah titik wilayah di Banyuwangi.

Salah satunya ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Nama Kemiren diambil dari nama buah kemiri dan durian (kerap disebut juga duren) yang dahulu banyak tumbuh di area desa.

Desa Kemiren memiliki luas area 177.052 ha, dengan populasi 2.569 jiwa. Desa Kemiren menjadi kawasan cagar budaya yang kemudian dikembangkan sebagai desa adat dan wisata.

Masyarakat Osing, dalam situs www.banyuwangitourism.com disebut memiliki tradisi khas yang diwariskan secara turun-temurun dan tetap lestari hingga kini. Tradisi kuat Osing itulah yang kemudian mengilhami Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai pemegang amanah penataan Kawasan Agrowisata Tamansuruh (AWT).

Mencontoh tradisi suku Osing, revitalisasi Agrowisata Tamansuruh digelar dengan konsep menyesuaikan antara fungsi objek wisata yang memanfaatkan sektor pertanian dan kelestarian lingkungan dan budaya lokal. Hal itu sejalan dengan tiga hal pokok pengembangan pariwisata. Yakni, pertama, memperbaiki infrastruktur, kedua amenities, dan ketiga adalah event, baru promosi besar-besaran.

“Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Penataan kawasan Agrowisata Tamansuruh dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur, Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR sejak September 2021 dan telah selesai pada akhir 2022.

 

Rumah Tradisional Osing

Rumah tradisional Osing memiliki struktur utama dengan empat kolom menopang bangunan yang disebut soko. Penggunaan bahan material kayu dengan kualitas terbaik dan penanaman bunga di sekeliling Rumah Osing menambah nuansa khas keaslian budaya Banyuwangi.

Selain revitalisasi rumah adat, penataan juga dilakukan dengan meningkatkan akses jalan dan parkir, bangunan inti berupa aula besar yang dikelilingi kolam ikan serta pembangunan sarana prasarana pendukung wisata lainnya. Seperti, ticketing, pedestrian, kios UMKM, sanggar tari, plaza Osing, view deck, musala, toilet, ground water tank, hingga proteksi kebakaran.

Agrowisata Tamansuruh merupakan destinasi wisata alam seluas 10,5 hektare yang terletak di lereng kaki Gunung Ijen, tepatnya di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. Diharapkan program revitalisasi agrowisata ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara, sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

Konsep penataan mengedepankan perpaduan antara kearifan lokal dengan pemanfaatan teknologi dengan dukungan kegiatan adat dan atraksi budaya rutin. Terdapat pula perpustakaan digital dan ruang aktivitas smart kampung tanpa menghilangkan identitas asli Agrowisata Tamansuruh sebagai taman bunga dan etalase komoditas pertanian unggulan Kabupaten Banyuwangi.

Pengunjung akan disuguhi pemandangan pegunungan Ijen dan Selat Bali dari ketinggian sekitar 450 Mdpl. Keberadaan bangunan rumah adat suku Osing juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena bangunannya memiliki ciri khas khusus dan terdapat spot-spot foto yang sangat menarik berlatar belakang berbagai macam tumbuhan bunga dan buah.

 

Redaktur: Ratna/Elvira Inda Sari
Penulis: dee Waluyo