LAB PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat mengatakan keberadaan asrama menjadi keunggulan Sekolah Rakyat dibanding sekolah umum. Hal itu dikarenakan dengan sistem berasrama maka interaksi, dan pembinaan siswa dapat dilakukan lebih intensif sehingga standar layanan harus di atas standar minimal.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh mengatakan, program Sekolah Rakyat dirancang bukan hanya sebagai sarana pendidikan reguler, melainkan juga sebagai laboratorium untuk pengembangan pendidikan yang lebih luas.
"Intinya ini bukan sekolah biasa. Sekolah Rakyat ini akan menjadi laboratorium luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," kata Nuh, melalui keterangan resmi, seusai mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 di Margaguna, Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Menurut Nuh, keberadaan asrama menjadi keunggulan Sekolah Rakyat dibanding sekolah umum.
Hal itu dikarenakan dengan sistem berasrama maka interaksi, dan pembinaan siswa dapat dilakukan lebih intensif sehingga standar layanan harus di atas standar minimal.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Pendidikan (2009-2014) itu juga mengingatkan, akses dan kualitas menjadi dua aspek penting pendidikan yang tidak boleh dilupakan ketika pemerintah memperluas jangkauan Sekolah Rakyat ke berbagai daerah.
"Dua variabel yang tidak boleh diotak-atik urusan pendidikan itu yaitu akses dan kualitas," ujarnya.
Nuh menegaskan, kapasitas guru Sekolah Rakyat harus ditingkatkan secara berkelanjutan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dan kompetensi-minat bakat para siswa yang beragam.
Hal itu dinilai penting mengingat sistem pendidikan Sekolah Rakyat dengan konsep multi-entry multy-exit dan metode pendekatan LSM/Learning Management System.
"Faktor kualitas ditentukan oleh tiga aspek utama, yakni mutu guru, infrastruktur, serta proses pembelajaran. Pelatihan para guru seperti yang sampaikan Pak Presiden tadi reskilling, upskilling itu bukan musiman tetapi menjadi satu proses yang terus menerus," katanya.
Bila perlu, pemerintah melalui Kementerian Sosial bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) melibatkan perguruan tinggi dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah Rakyat.
"Bisa jadi para guru terbatas. Ya kita ajak dosen - mahasiswa untuk bersama-sama menangani masalah itu. Banyak mereka di perguruan tinggi tertarik untuk ikut serta. Jadi sekolah ini nanti akan menjadi laboratorium yang luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," katanya.
Program Sekolah Rakyat dirancang oleh pemerintah sebagai pusat pendidikan, sekaligus juga sebagai miniatur pengentasan kemiskinan terpadu.
Konsep itu memadukan sejumlah program prioritas pemerintah, antara lain Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, hingga program pembangunan 3 juta unit rumah.
Hingga kini, sudah beroperasi 100 Sekolah Rakyat di berbagai daerah. Pemerintah melalui Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis menargetkan pada tahun ajaran 2025/2026 jumlahnya bertambah menjadi 165 sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA/sederajat.
Sekolah-sekolah tersebut diproyeksikan mampu menampung 15.895 siswa, dengan dukungan 2.407 guru serta 4.442 tenaga pendidik.
Penulis: Eko Budiono
Redaktur: Untung S
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/prioritas-nasional/937376/sekolah-rakyat-dirancang-sebagai-laboratorium-pengembangan-pendidikan