Bank Dunia di awal tahun ini mengeluarkan laporan World Development Report 2019. Tema yang diambil kali ini adalah Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Dunia Kerja.
Laporan ini adalah tradisi yang telah dilakukan sejak 1978. Tema utama yang dijadikan laporan tiap tahunnya adalah analisis mendalam tentang perkembangan ekonomi global. Persoalan yang diangkat bermacam-macam, mulai dari pertanian, generasi muda, kesetaraan, layanan publik, peran negara, transisi ekonomi, angkatan kerja, infrastruktur, kesehatan, lingkungan, manajemen risiko, hingga kemiskinan.
Laporan tahun ini, yang mengupas tentang dunia kerja, sampai sejauh ini adalah laporan yang paling banyak diunduh. Lebih dari satu juta orang telah mengunduhnya, dan separuh di antaranya mengunduh sebelum resmi diluncurkan pada akhir Februari lalu.
Penyusunan laporan kali ini dipimpin Simeon Djankov dan Federica Saliola. Simeon Djankov adalah ekonom Bulgaria yang sebelumnya pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan Bulgaria. Sedangkan Federica Saliola adalah salah seorang Direktur Bank Dunia yang memperoleh doktor ekonominya di University of Rome, La Sapienza.
Lukisan Dinding Diego Rivera
Sampul halaman depan laporan tahun ini sepertinya ingin memberi kesan khusus bagi pembacanya. Lukisan mural seniman komunis asal Mexico, Diego Rivera, menjadi yang terpilih. Lukisan itu berjudul The Making of a Fresco Showing the Building of a City. Terjemahan bebasnya kurang lebih adalah pembuatan lukisan dinding "Fresco" yang memperlihatkan bangunan atau pembangun sebuah kota. Pilhan atas karya Diego sepertinya memperlihatkan semangat Bank Dunia kali ini yang mengapresiasi pemikiran "kiri" dalam analisis mereka. Jika melihat pemimpin penulisan laporan ini adalah seorang ekonom Bulgaria, maka pilihan di atas menjadi mudah dipahami.
Sejak awal pesan yang ingin disampaikan sangat jelas. Laporan ini ingin mengulas tentang dunia kerja. Sebuah analisis atas berbagai perkembangan dan perubahan global yang telah mengubah dengan segera, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, wajah dunia kerja.
Perubahan besar telah terjadi. Yang mudah untuk dilihat adalah perkembangan teknologi yang telah mengubah pasar tenaga kerja dan proses produksi. Sedangkan yang susah untuk dilihat adalah dampak yang muncul akibat hilangnya lapangan kerja.
Yang Hilang dan yang Muncul
Sedari mula teknologi adalah pengubah dunia kerja. Pasalnya, saat ini perubahan yang terjadi berlangsung dengan skala yang lebih luas dari sebelumnya. Bank Dunia melihat bahwa teknologi telah mengubah jenis keahlian seperti apa yang dinilai tinggi oleh pasar tenaga kerja. Dengan berbagai perubahan yang terjadi seperti kemudahan komunikasi lintas wilayah, komunikasi antarindividu, otomatisasi pekerjaan, artificial intelligence, kemudahan transportasi dan perpindahan logistik telah mengubah permintaan yang muncul di pasar tenaga kerja.
Saat ini keahlian yang paling dicari dalam pasar dunia kerja adalah keahlian yang tidak bisa digantikan oleh robot. Bank Dunia memperkirakan bahwa keahlian kognitif seperti kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mengelola kerja sama sosial adalah yang paling dibutuhkan. Orang yang mampu memahami dan mengelola semangat atau emosi yang meningkatkan kerja sama tim menjadi orang yang sangat dicari. Pekerja yang dilengkapi dengan kemampuan ini diperkirakan akan mudah beradaptasi dalam pasar kerja.
Teknologi jelas-jelas mengubah proses produksi. Dia telah mengubah ruang lingkup dunia usaha. Teknologi telah memperluas pertukaran jaring nilai global dan mengubah geografi pekerjaan. Konsekuensinya teknologi telah mengubah cara orang bekerja. Teknologi juga telah membesarkan ekonomi paruh waktu. Ekonomi yang berlandaskan pada kerja kontrak dan masa kerja yang singkat. Dengan kata lain ekonomi yang antagonistik dengan kondisi umum kelas pekerja yang mementingkan perjuangan kolektif dan jaminan kerja yang lama.
Sebagai ilustrasi, Bank Dunia menjelaskan tentang perubahan yang muncul dalam redaksi iklan lowongan kerja mencari tenaga staf Hotel Hilton yang ada di Shanghai, Cina. Iklan pertama adalah lowongan yang ditulis pada tahun 1986. Di situ diterangkan, kebutuhan mencari seseorang dengan karakter yang kuat dan kemauan untuk belajar. Umur antara 20 hingga 26 tahun. Kelengkapan ijazah diploma atau setara. Kemampuan bahasa inggris, tubuh yang sehat, dan tinggal di dekat lokasi kerja.
Sebagai pembandingnya adalah iklan tahun 2018 yang menyaratkan kemampuan komunikasi dan perilaku yang baik. Kemampuan bekerja individu dan tim yang sama baik. Punya kompetensi teknologi informasi. Baru kelengkapan empat tahun belajar di universtias dan pengalaman kerja setidaknya dua tahun.
Tak Bisa Diganti Robot
Robot dan kecerdasan buatan memang tampil sebagai kekuatan perubahan yang memantik kecemasan. Pekerjaan yang bersifat rutin, terukur, terampil, atau banyak perulangan akan dengan mudah digantikan dengan alat-alat pintar. Pencatat buku besar atau akuntan dan petugas penggajian barangkali tidak akan banyak dibutuhkan lagi. Pekerjaan lain seperti pengelasan terukur, pemasangan mesin, dan angkat-mengangkat logistik juga akan segera tergusur.
Pekerjaan-pekerjaan seperti penggalang kerja sama, manajer sumber daya, dan perawatan tenaga kerja sepertinya masih diperlukan dan akan bertambah tergantung kompleksitas interaksi kerja yang ada. Demikian pula dengan pekerjaan merancang desain, membuat kriya, menambahkan karya seni, melakukan riset dan pengembangan, mengelola tim, perawat, pembantu umum dan petugas kebersihan masih merupakan kerja yang sukar untuk diotomatisasi.
Tuntutan untuk menjadi pekerja yang siap dengan beragam keahlian menjadi lebih tinggi. Pengalaman bekerja akan menjadi hal yang sangat penting dan menentukan kemampuan adaptasi yang sangat tinggi nilainya. Kemampuan adaptasi sangat dicari karena perubahan yang terjadi dalam ruang lingkup kerja yang sudah tidak lagi membutuhkan tempat yang terpadu.
Di berbagai negara yang telah disurvei, baik di negara maju maupun negara berkembang, pekerja dengan kemampuan adaptasi yang tinggi, dan kemampuan menyelesaikan masalah menjadi perkerja yang paling banyak dipekerjakan.
Negara maju memiliki masalah yang tidak kalah pelik. Kebutuhan tenaga kerja yang sangat tinggi muncul dalam bidang kerja yang membutuhkan keahlian kognitif dan bidang kerja rendahan yang hanya membutuhkan keterampilan. Di sisi lain pekerja dengan keterampilan menengah seperti operator mesin semakin terdesak oleh otomatisasi. Konsekuensinya pekerja menengah dan pekerja kelas rendahan pendapatannya semakin rendah oleh dua hal. Pekerja menengah terdesak otomatisasi, pekerja kelas rendah tertekan oleh tingginya kompetisi dari pekerja menengah yang turun kelas.
Peran Besar Negara
Membaca berbagai perkembangan yang diteliti dalam laporan di atas pada akhirnya berujung pada pilihan kebijakan yang harus dilakukan. Penelitian menunjukkan pentingnya perlindungan sosial bagi tenaga kerja siapa pun di mana mereka berada. Tidak perduli di sektor formal atau sektor informal. Negara harus mampu menguatkan kebijakan perlindungan sosial dan tenaga kerja. Negara juga harus mampu mengurangi ketimpangan dengan jaminan kesehatan, pagu upah minimum, dan perlindungan tenaga kerja saat menghadapi pemecatan.
Sebagai alternatif pemerintah bisa menyediakan berbagai institusi yang akan mengatasi persoalan-persoalan yang muncul. Program-program asistensi kesejahteraan sosial, hingga asuransi sosial universal alias jaminan hidup minimal harus diupayakan. Institusi-insitusi yang menjamin pelayanan kesehatan di tingkat komunitas seperti puskesmas hingga posyandu yang dipraktikkan di Indonesia harus tetap dikembangkan.
Masa depan dunia kerja memang masih tidak menentu. Inovasi dan kreativitas mungkin akan mampu berkembang lebih cepat ketimbang otomatisasi. Tetapi yang paling penting di tengah ketidakpastian, pemerintahan harus memikirkan kebijakan-kebijakan yang bisa membuka lapangan kerja betapapun terbatasnya. Selain itu yang paling penting dari pemerintah adalah memberikan perlindungan kepada yang paling lemah dalam situasi yang berubah-ubah ini. (Y-1)