Indonesia.go.id - Mengejar Cita-Cita tak lagi Mimpi: Sekolah Rakyat Hadir untuk Anak Negeri

Mengejar Cita-Cita tak lagi Mimpi: Sekolah Rakyat Hadir untuk Anak Negeri

  • Administrator
  • Jumat, 8 Agustus 2025 | 10:25 WIB
SEKOLAH RAKYAT
  Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, dalam forum IGID Menyapa di Surabaya, Rabu (7/8/2025), yang mengangkat tema “Sekolah Rakyat: Belajar, Bergerak, Berdaya.” Foto: Istimewa/KPM/Kemkomdigi

Program Sekolah Rakyat bukan sekadar gerakan pendidikan. Ia adalah janji keberpihakan negara kepada mereka yang selama ini nyaris tak tersentuh peluang belajar.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, dalam forum IGID Menyapa di Surabaya, Rabu (7/8/2025), yang mengangkat tema “Sekolah Rakyat: Belajar, Bergerak, Berdaya.”

Robben menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukanlah program khusus milik Kemensos, melainkan inisiatif langsung Presiden Prabowo Subianto yang mulai diperintahkan sejak Maret 2025, dengan semangat utama: memuliakan warga kurang mampu melalui pendidikan yang layak dan berasrama.

"Sekolah Rakyat ini misi utamanya adalah memberikan kehormatan bagi warga yang kurang mampu, agar mereka bisa mengakses pendidikan, membangun mimpi, dan tumbuh dengan percaya diri,” ujar Sekjen Kemsos.

Trilogi Sekolah Rakyat: Memuliakan, Menjangkau, Memberdayakan

Robben menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat dibangun atas prinsip trilogi keberpihakan: memuliakan mereka yang kurang mampu, menjangkau yang belum terjangkau, dan menyentuh anak-anak dari lapisan paling bawah yang bahkan mungkin tak pernah membayangkan bisa bersekolah.

“Ini adalah cara negara memberikan harapan dan membalik yang selama ini dianggap tidak mungkin. Anak-anak yang dulu tak punya cita-cita kini bisa memiliki asa,” lanjutnya.

Presiden menargetkan 200 sekolah rakyat per tahun, dan dalam waktu dekat 53 unit akan segera diresmikan. Saat ini, 63 sekolah rintisan telah berjalan, dan 7 di antaranya sudah operasional, sementara 30 sekolah lainnya akan diluncurkan pada pertengahan Agustus 2025. Harapannya, dalam lima tahun ke depan, setiap kabupaten/kota, khususnya yang berada dalam kantong kemiskinan memiliki minimal satu Sekolah Rakyat.

Data Anak Tidak Sekolah Jadi Alarm Serius

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Ruben menyampaikan bahwa masih terdapat lebih dari 227.000 anak usia 1–12 tahun yang belum pernah bersekolah. Di Jawa Timur, jumlah siswa SMP yang tidak sekolah bahkan meningkat dua kali lipat.  "Presiden tidak ingin kemiskinan diwariskan. Pendidikan adalah jalannya. Setidaknya 50 kabupaten/kota tercatat memiliki angka tinggi anak yang tidak sekolah,” tegasnya.

Sekolah Asrama Unggulan untuk Anak Tak Beruntung

Sekolah Rakyat akan menggunakan model boarding school atau sekolah berasrama. Anak-anak akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan berkala, tes pemetaan bakat (talent mapping), pelatihan kompetensi dasar akademik, termasuk literasi digital dan penguatan karakter melalui kedisiplinan dan kemandirian.

"Model asrama bukan semata untuk mengontrol, tapi membentuk kebiasaan dan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya karakter positif,” kata Robben.

Tak hanya pendidikan formal, Sekolah Rakyat juga disiapkan untuk menjadi ruang tumbuh yang menyeluruh, dengan dukungan penuh dari Kementerian Pekerjaan Umum dalam penyediaan infrastruktur serta pengelolaan aset oleh Kemsos.

Harapan Nyata, Bukan Sekadar Angka

Dengan target 15.000 siswa tak beruntung dapat segera mengakses pendidikan melalui Sekolah Rakyat, program ini menjadi langkah strategis yang tak hanya menyentuh pembangunan manusia, tapi juga mengintervensi akar kemiskinan secara sistemik.

“Insyaallah, dengan Sekolah Rakyat, anak-anak kita bisa mulai melihat kembali cita-citanya,” tutup Robben penuh optimisme.

 

 

Penulis: Juli
Redaktur: Untung S 

 

Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-sosial-budaya/932096/mengejar-cita-cita-tak-lagi-mimpi-sekolah-rakyat-hadir-untuk-anak-negeri