Ironis memang, ikatan etnoreligius mudah membesar hanya karena praktik politik dan nalar sederhana, seperti mengolah unsur kebencian, menyuburkan ide-ide xenophobia, dan bersikap diskriminatif pada selainnya. Walhasil, nalar etnoreligius jelas cenderung mereduksi wajah pluralisme keindonesiaan Indonesia sendiri.