Suku Bugis terkenal sebagai pelaut yang ulung. Pena sejarah telah mencatat ketangguhan pelaut Bugis menaklukan samudera. Bahkan sebelum penunggang unta datang ke Australia, nelayan Bugis sudah menginjakan kaki di benua itu.
“Tuhan telah menciptakan TImor untuk Kayu Cendana dan Banda untuk Pala serta Maluku untuk Cengkih ..." Tome Pires, (1512-1515).
Kamus Bahasa Belanda mengenal kecoa dengan nama "kakkerlak". Dari sinilah segalanya menjadi jelas.
"Amanna Gappa" adalah naskah perjanjian dagang yang ditulis dalam 18 lontara. Konsep-konsep kepemilikan dalam piagam itu kemudian diadopsi menjadi hukum laut yang dirumuskan dalam berbagai konvensi internasional.
Pendapatan bersih para 'juragan' di Tegal berkisar antara satu hingga tiga miliar per bulan. Itu sudah memperhitungkan musim banyak ikan dan masa sepi karena cuaca.
Monopoli Belanda di Riau kepulauan adalah salah satu yang membuat Raffles memutuskan untuk membangun pangkalan di Tumasik. Raffles tentu tidak mau kehilangan perdagangan yang saling menguntungkan dengan orang-orang Bugis yang berjalan sekian lama.
Buah beludru atau yang lebih sering dikenal dengan buah bisbul (Diospyros discolor) merupakan salah satu buah khas yang identik dengan Kota Bogor, Indonesia.
Jamu umumnya digunakan masyarakat Indonesia sebagai minuman obat alami untuk menjaga kesehatam, serta menyembuhkan berbagai penyakit. Tradisi minum jamu ini diperkirakan sudah ada sejak 1300 M dan merupakan minuman bersejarah.
Sedotan bambu ciptaan pengrajin di Indonesia semakin dikenal oleh masyarakat. Tak hanya di Indonesia, sedotan bambu sudah menampakan dirinya di luar negeri.
Masyarakat yang tidak mengetahui buah ini akan berfikir bahwa buah buni adalah buah anggur karena bentuk dan rupanya yang sangat mirip dengan anggur, dengan tampilan satu tangkai memanjang dan berwarna keungu–unguan.