Mendikdasmen mengapresiasi kehadiran Presiden sekaligus peluncuran program prioritas nasional di bidang pendidikan, yang disebut sebagai bukti nyata dari komitmen pemerintahan terhadap masa depan generasi Indonesia.
Mendikdasmen menegaskan bahwa revitalisasi ini adalah bukti nyata dari perhatian Presiden terhadap standar pendidikan yang berkualitas dan merata, termasuk untuk daerah-daerah yang selama ini kurang tersentuh pembangunan.
Capaian itu tidak hanya menandakan pertumbuhan ekonomi yang positif, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa investasi mampu menjadi solusi dalam mengurangi angka pengangguran.
Kepala BPS menegaskan bahwa angka 60,3 persen yang disebut Bank Dunia tidak bisa disamakan begitu saja dengan perhitungan nasional Indonesia karena menggunakan standar dan metodologi berbeda.
Presiden juga menyoroti pentingnya pengakuan negara terhadap perjuangan kaum buruh.
Di hadapan lebih dari 200.000 pekerja dari berbagai sektor, Presiden mengumumkan pembentukan Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional dan Satuan Tugas Pemutusan Hubungan Kerja (Satgas PHK) sebagai solusi langsung terhadap persoalan ketenagakerjaan.
Kehadirannya menjadi momen bersejarah, menjadikan Prabowo sebagai presiden pertama dalam 60 tahun terakhir yang berpartisipasi fisik dalam perayaan May Day.
May Day 2025 mungkin akan tercatat dalam sejarah bukan karena jumlah massa atau ketajaman tuntutan, tapi karena hari di mana para buruh Indonesia bisa berkata dengan yakin: "Kami ada. Kami dilihat. Dan kami mulai diperhitungkan."
Shoya Yoshida, Sekretaris Jenderal Serikat Buruh Internasional, menyebut kehadiran presiden sebagai "bukti nyata komitmen pemerintah terhadap masa depan buruh Indonesia."
Pemerintah telah berupaya meningkatkan kesejahteraan buruh melalui penetapan formula upah minimum, pemberian jaminan sosial pekerja, serta hal-hal dasar pekerja seperti upah, cuti, dan perlindungan dari diskriminasi, meski belum optimal.