Defisit neraca berjalan Indonesia cukup besar. Pemerintah Jokowi akan menggenjot ekspor dengan memberikan stimulasi pengurangan pajak bagi industri yang melakukan kegiatan pendidikan vokasi serta litbang.
Nilai ekspor Indonesia kalah dibandingkan dengan negara tetangga. Ke depan ekspor tak lagi bertumpu pada sumber daya alam. Tapi harus memperkuat ekspor produk industri manufaktur.
Potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat tinggi. Indonesia memiliki potensi panas bumi mencapai 11 giga watt (GW) dengan realisasi baru 1,9 GW atau 0,44 persen. Di energi dari air, Indonesia memiliki potensi 75 GW.
Pemerintah butuh strategi yang matang melalui pemilihan pasar nontradisional untuk dongkrak ekspor.
Industri tekstil Indonesia menggeliat bangkit. Tumbuh 19% di kuartal I 2019, bahkan 29% untuk pakaian jadinya. Ada peluang mengisi pasar AS di masa Perang Dagang ini. Perlu insentif khusus.
Volume transaksi mobile payment di Indonesia diperkirakan bisa mencapai USD16,4 miliar pada 2019.
Di tengah ketidakpastian global, pariwisata diharapkan jadi penopang ekonomi nasional. Destinasinya beragam, wisatasport berkembang dan destinasi wisata halal pun nomor satu. Perlu jaminan kemudahan investasi.
Aspal Buton merupakan satu-satunya aspal di Indonesia yang terbaik dan terbesar di dunia. Sejak 2015, pemerintah RI juga mengarahkan untuk mengoptimalkan penggunaan aspal Buton untuk pembangunan jalan.
Indonesia kini memiliki peringkat kredit BBB/Outlook stable, meningkat dibandingkan periode sebelumnya di posisi BBB-/Outlook stable.
Berbagai Lembaga survei menempatkan ekonomi Indonesia dalam kacamata positif. Kini waktunya Indonesia lebih giat menebarkan jalan untuk menarik investasi langsung ke dalam negeri.